PHNOM PENH, kalimantanpost – Baru kali pertama tampil di SEA Games 2023, membuat pelari asal Desa Banua Hanyar Kecamatan Pandawan, Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan
Dina Aulia gugup dan sempat mendapat kartu hijau karena dianggap melakukan pelanggaran saat start lomba 100 meter lari gawang putri.
Kesalahan yang dilakukan Dina membuat start diulang, sekaligus memecah konsentrasi dalam lomba lari berlangsung di Morodok Tecno National Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Rabu (10/5/2023).
Peraih dua medali emas di Porprov XI di Kandangan, HSS tahun 2022 ini pun akhirnya lebih berhati-hati pada start kedua. Namun hal tersebut justru membuatnya kehilangan momen untuk mengawali lomba dengan baik.
Atlet kelahiran Barabai, Kabupaten HST, Agustus 2003 ini pun harus puas meraih perunggu usai mencatatkan waktu 15,59 detik. Dina berada di belakang dua atlet Vietnam Thi May Tien Huyn yang meraih emas dengan 13,50 detik dan Thi Nguyen Bu di urutan ketiga dengan 13,52 detik.
“Masih deg-degan karena saya mendapat kartu hijau. Jadi saya lebih berhati-hati pada start berikutnya. Saya panik karena bila satu kali lagi melakukan kesalahan saya didiskualifikasi.” kata Dina usai lomba dikutif berita Antara.
Dina pun mengaku kecewa belum mampu berbicara banyak di pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara edisi ke-32 tersebut.
Catatan waktu pada final juga tak lebih baik dari sesi kualifikasi ketika dia membukukan 13,51 detik.
“Masih harus lebih banyak belajar lagi dan lebih sering berlomba. Saya akan terus berusaha lebih baik,” kata Dina.
Atlet 19 tahun itu juga mengatakan catatan waktu di SEA Games 2023 masih jauh dari waktu terbaiknya yakni 13,44 detik.
“Kecewa karena saya mengawali lomba kurang baik. Tetapi saya banyak belajar. Persaingan di sini memang ketat terutama dengan atlet Vietnam,” ujarnya menambahkan.
Dina bukan satu-satunya atlet Indonesia yang turun di nomor 100 meter lari gawang putri. Ada Emilia Nova yang belum mampu memberikan medali karena hanya finis di urutan keempat dengan membukukan 13,96 detik.
Dina sendiri menunjukkan bakatnya sebagai sprinter handal sejak 2017. Saat itu diirinya mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalsel yang ke-X di Tabalong, Kalsel.
Di event itu, dirinya merebut tiga medali emas yakni lari kelas 200 meter putri, estafet 4 X 100 meter dan 4 X 400 meter.
Di tahun 2018, Dina kembali menorehkan prestasi dengan menyabet tiga gelar di Piala Panglima TNI di Surabaya, juara kedua pada ajang Jakarta Open dan juara ketiga Kejurnas antar PPLP di Gorontalo.
Prestasi Dina ini mendapat perhatian dari Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan, Jakarta dan bersekolah disana sejak tahun 2019.
Setelah itu gadis asal Barabai ini meraih juara di Kejurnas Antar PPLP di Bangka Belitung, Popnas Jakarta dan The 22nd Thailand Sports School Games (TSSG) 2019 Khon Kaen Games di Bangkok.
Di kejuaraan atletik antar sekolah olahraga U-16 se-Asia Tenggara tahun 2018, Dina berhasil mengalahkan dua saingannya asal Malaysia, Lie Yee Teng dan Nur Afiqah. Bukan itu saja dirinya mampu memecahkan rekor lari gawang 100 meter dengan catatan waktu 14.34 detik. Lebih cepat dibanding TSSG 2018 lalu yang pernah diikutinya.
Prestasi apik juga ditoreh Dina di Kejuaraan Atletik di Semarang, Jawa Tengah (Jateng) Open 2022, tanggal 1 hingga 3 Maret berhasil meraih medali emas di nomor lari 100 meter gawang putri dengan catatan waktu 13,88 detik.
Lalu, di kejuaraan internasional, tepatnya Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Estadio OlÃmpico Pascual Guerrero di Cali, Kolombia 1-6 Agustus 2022 lalu.
Di event internasional itu, cewek Barabai ini berhasil meraih juara di nomor lari gawang 100 meter tingkat dunia. Dina mencatat rekor 13.44 detik atau lebih cepat 0.13 detik dari Eddiyah FRYE, sprinter asal Amerika Serikat serta lima atlet berbagai negara lainnya. (Mau/KPO-3)