BANJARMASIN – Winardi Sethiono mengingatkan, agar Kaum Millenial mempertajam atau memperkuat wawasannya terhadap makna politik.
“Jangan sampai ada tindakan acuh tak acuh. Harus peduli dan partisipasi Pemilu 2024,” kata Winardi, yang akrab disapa pa Win, setelah melakukan kegiatan dialog di Banjarmasin pada Kamis (4/5/2023).
Sebelumnya juga telah diwanti-wanti oleh tokoh dan akademisi di Kalsel yang tergabung dalam Forum Ambin Demokrasi ini agar Tim Seleksi (Timsel) Calon Anggota KPU tingkat kabupaten/kota.
Hingga provinsi se-Kalimantan Selatan tetap mengedepankan independensi. Kendati, perekutan anggota timsel sudah sejak akhir Januari lalu dan dilakukan secara tertutup.
Pada bagian laij Winardii sebut, memasuki tahun-tahun politik, dirasakan Pendiri AMBIN ini kalau euforia politik sangat luar biasa.
Satu hal yang sering dilupakan, dimana orang yang berkecimpung atau yang mengikuti situasi euforia, akan lupa.”Hal ini jangan sampai terjadi, terutama untuk kaum Millenial,” tambahnya.
“Jadi kepedulian dari Kaum Millenial itu terhadap politik sangat penting. Dan politik itu sebenarnya tidak jahat, karena kehidupan kita sehari-hari juga penuh dengan politik.
Jangan kita asumsikan bahwa politik itu tidak baik,” jelas Winardi.
Ia sebut, politik tidak baik apabila digunakan oleh orang-orang bertujuan tidak baik. Apalagi sudah dijalani pada tahun politik sebelumnya yang Kaum Millenial pada tahun sebelumnya tidak mencoblos, acuh terhadap hal ini. Akibatnya, sangat kurang sosok pemimpin.
“Andai kata ada juga Legislatif yang terpilih, itu hampir tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Pusat maupun daerah.
Karena orientasinya bukan orientasi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat. Akan tetapi ada orientasi-orientasi lain,” ucap Winardi.
Sehingga kedepannya lanjutnya, dalam Pemilu 2024 jangan sampai berfikir bahwa bila ada uangnya coblos, bila tidak uangnya tidak dicoblos. Jangan sampai berfikir demikian.
“Kewajiban kita adalah memberikan suara kita terhadap orang-orang yang kita pilih. Jadi kita lihat visi dan misinya.
Kalau visi dan misinya sudah melenceng, kita berhak untuk menuntut. Tapi kalau sudah kita dibayar, apa yang bisa kita tuntut. Ini yang saya tekankan,” tegas Winardi.
Sedangkan Koordinator Ambin Demokrasi Kalsel Noorhalis Majid mengatakan, Kaum Millenial harus peduli dengan Pemilu, karena banyak yang tidak peduli dan menganggap Pemilu bukan urusan anak-anak millenial, tapi urusan orangtua.
Namun setelah mereka peduli, baru mereka harus akses kepada semua calon dan sekarang lebih mudah untuk mengetahui profil caleg. Setelah itu baru menentukan pilihan caleg-caleg yang menurut mereka pantas untuk menduduki posisi-posisi tersebut.
“Sekarang ini zaman keterbukaan, lebih mudah. Ketik nama caleg tersebut (di internet), maka jejak rekamnya akan ada di situ. Jadi yang tidak jelas, apalagi yang buruk jangan dipilih.
Anak muda mesti melek terhadap itu. Tapi diawali dengan kesadaran bahwa Anak Muda harus berpartisipasi,” sambung salah satu tokoh, Noorhalis.
Dikatakannya, jika anak muda tidak berpartisipasi dalam Pemilu, banyak sekali akan menemui pemilih yang kehilangan suara, karena anak muda jumlahnya sekarang jauh lebih banyak daripada generasi tua.
Ditegaskan, Ambin Demokrasi akan terus memberikan pendidikan politik, pendidikan pemilih, membangun kesadaran masyarakat, agar peduli terhadap Pemilu. (*/KPO-2)