PALANGKA RAYA, kalimantanpost.com – Tim dari Kabupaten Pulang Pisau berhasil Meraih juara pertama lomba Mangenta. Juara kedua ditempati Kota Palangka Raya dan Kabupaten Kotawaringin Barat merebut juara ketiga.
Lomba Mangenta merupakan salah satu serangkaian kegiatan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) tahun 2023, yang dilaksanakan di halaman GOR Serbaguna Kota Palangka Raya, Jumat (26/5/2023).
Agenda lomba tersebut diikuti sembilan kabupaten/kota yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat, Lamandau, Pulang Pisau, Gunung Mas, Kapuas, Barito Utara, Barito Selatan, Murung Raya dan Kota Palangka Raya.
Hadir Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dispudpar) Kalteng Adiah Chandra Sari menyaksikan lomba mangenta tersebut, masyarakat dan tim pendukung masing-masing peserta.
Menurut Adiaylh, lomba bertujuan untuk melestarikan dan memperkenalkan kepada masyarakat luas sebuah kudapan tradisional dan kebiasaan yang berawal dari nenek moyang yaitu suatu kegiatan kaum petani yang bersyukur atas dimulainya panen padi pada saat musim tiba untuk menuai.
Ketua dewan juri lomba mangenta Effrata menjelaskan peserta lomba mangenta beranggotakan lima orang, terdiri dari tiga orang penumbuk, satu orang memegang penguir sambil menumbuk, seorang memasak, dan satu orang menghidangkan.
“Pada lomba mangenta, peserta lomba menggunakan busana daerah setempat (pakaian petani/kebaya daerah). Kriteria penilaian lomba mangenta ini adalah kerja sama/tanggung jawab dalam pembagian tugas, teknik dan proses pembuatan, kecepatan dan ketepatan waktu, kesempurnaan dan cita rasa, kebersihan dan penyajiannya,” katanya.
Dahln alat dan bahan yang digunakan untuk lomba mangenta yaitu 2 kg padi ketan, satu lisung, tiga halu, satu penguir (kaluir), dua kiap (penampih), satu rinjing (kuali). satu suruk (suduk), serta tungku dan kayu bakar.
Dikemukakannya, bahan yang diperlukan untuk membuat Kenta adalah padi ketan, kelapa muda, gula putih/gula merah dan air kelapa muda. Cara membuatnya,
“Pertama padi ketan yang sudah direndam dan ditiriskan, disangrai selama kurang lebih 10 menit dengan api sedang. Padi yang sudah disangrai kemudian ditumbuk hingga halus,” jelasnya
Diungkapkan kenta yang sudah bersih ditambah dengan air kelapa secukupnya dan didiamkan selama kurang lebih 5 menit.
“Kemudian, tambahkan gula pasir/gula merah dan parutan kelapa serta garam secukupnya, aduk hingga bercampur rata dan diamkan kurang lebih 5 menit, dan Kenta siap dihidangkan,” sebutnya. Dua juri lainnya pada lomba mangenta yaitu Jonson E. Gasan dan Liberti Natalia.
Diketahui mangenta (membuat kenta) merupakan salah satu tradisi leluhur suku Dayak yang patut dilestarikan di Kalteng. Kenta merupakan makanan khas Dayak Kalteng yang terbuat dari beras ketan yang disangrai di atas tungku kayu.(Drt/KPO-3)