Satpol PP berulang kali menertibkan aktivitas prostitusi di tempat itu, namun rupanya hal tersebut tetap tidak membuat jera para PSK dalam menjajakan jasanya.
Banjarbaru, KP – Eks lokalisasi Pembatuan, Jalan Kenanga Batu Besi, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru ternyata masih jadi tempat favorit para Pekerja Seks Komersial (PSK) untuk menjajakan diri.
Buktinya, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Banjarbaru yang menggelar giat cipta kondisi dengan sasaran di beberapa titik wilayah rawan, Selasa (2/5) siang mengamankan seorang PSK di eks lokalisasi Pembatuan.
Kepala Satpol PP Banjarbaru, Hidayaturahman melalui Kasi Opsdal Satpol PP Banjarbaru, Yanto Hidayat menjelaskan, PSK berinisial N (34) warga Jawa Timur ini kedapatan petugas tengah menunggu tamunya di depan teras rumah.
“Dalam razia ini diamankan juga barang bukti berupa alat kontrasepsi, pil KB, tisu dan barang lainnya di salah satu rumah yang menjadi sasaran petugas,” ucapnya.
Yanto mengatakan, giat tersebut untuk menindaklanjuti aduan masyarakat terkait masih adanya aktivitas prostitusi di wilayah Pembatuan.
Yanto menambah, jika giat di eks lokalisasi memang rutin dilakukan meski begitu aktivitas tersebut tetap kembali ada.
Pihaknya pun berulang kali menertibkan aktivitas prostitusi di tempat itu, namun rupanya hal tersebut tetap tidak membuat jera para PSK dalam menjajakan jasanya.
Dilanjutkan, untuk PSK yang diamankan saat ini akan dititipkan di Rumah Singgah Berkarakter Dinsos Banjarbaru untuk mendapat pembinaan dari Pemerintah Kota.
“Karena dia (N) memang mengakui bahwa dia memang bekerja sebagai PSK. Jadi supaya tidak mengulang lagi, PSK yang kita amankan ini kita bawa ke rumah singgah,” ujarnya.
Ketika diwawancarai, N mengaku sudah dua tahun menjalani profesi sebagai penjaja seks komersil dan ini baru kali pertama terjaring razia Satpol PP Banjarbaru.
“Dari tahun 2021. Sebelumnya belum pernah [ditangkap],” akunya.
Dalam waktu dua tahun tersebut, N mengaku menjajakan diri di eks Pembatuan, dengan tarif Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu untuk sekali melayani.
“Harga itu masih bisa dinego tergantung pembicaraan,” imbuhnya.
Dalam sehari N mengaku bisa melayani 3 sampai 4 orang pria hidung belang yang memakai jasanya.
N mengaku terpaksa menjalani profesi sebagai PSK karena himpitan ekonomi.
“Bayar kost dua juta per bulan, belum lagi ngasih uang orang tua, susu anak di kampung halaman. Makanya saya perlu uang supaya itu semua bisa terpenuhi,” imbuhnya. (dev/k-3)