oleh: USTADZ DR SYAFIQ RIZA BASALAMAH LC MA
KETIKA Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam mengatakan, “Tidak ada hari-hari yang beramal saleh didalamnya lebih baik dari pada beramal saleh dalam 10 awal Dzulhijjah”.
Para sahabat pun bertanya, “Hingga Jihad di jalan Allah, berperang di jalan Allah, yang penuh dengan pengorbanan dan perjuangan itu tidak dapat menandingi beramal saleh di 10 awal Dzulhijjah?”.
Rasul pun menerangkan, “Ya, bahkan jihad pun tidak menandingi, kecuali apabila seorang yang berjihad tersebut tidak kembali karena gugur dan mati di jalan Allah”.
Pertanyaannya adalah kenapa para sahabat membandingkan dengan jihad? Karena jihad ini dianggap sebagai puncak perjuangan menegakkan kalimat Allah. Pernah ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, “Ya Rasulullah, tunjukkan kepada aku amalan yang setara dengan jihad atau yang lebih baik dari jihad”. Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam pun menjawab, “Tidak ada, Aku tidak mendapati amalan yang lebih baik dari pada berperang di jalan Allah ‘Azza Wa Jalla”.
Mungkin kita akan bertanya-tanya, kenapa jihad begitu agung pahalanya.
Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam pun berusaha untuk membuka cakrawala sahabat tersebut dengan bertanya, “Apakah engkau sanggup, ketika para mujahid keluar dari rumahnya untuk berangkat berjihad, sedangkan engkau masuk ke tempat sholatmu dan engkau sholat terus menerus tanpa berhenti dan engkau berpuasa terus menerus tanpa berbuka hingga para mujahid tadi kembali ke kampung halamannya?”.
Kata sahabat ini, “Ya tentunya kami nggak mampu Ya Rasulullah”. Para sahabat pun langsung memahami betapa beratnya perjuangan para mujahid dan betapa besarnya pahala yang mereka dapatkan.
Jika demikian agungnya pahala jihad, begitupun dengan pahala beramal saleh di 10 awal dzulhijjah. Maka itu Ahibbati fillah, yang kemarin sibuk mencari Lailatul Qadar, maka seharusnya engkau juga sibuk mencari fadilah di 10 awal bulan Dzulhijjah ini. Barakallah Fiikum.