BANJARBARU, kalimantanpost.com -Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel) melanda lahan sekitar 42 hektare.
“Berdasarkan data yang kami himpun, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalsel melanda lahan sekitar 42 hektare,” kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan Bambang Dedi Mulyadi, Jumat (2/6/2023).
Bambang menuturkan kebakaran yang terjadi di Kalsel masih kategori biasa, karena masih mampu diatasi oleh petugas.
“Setiap ada titik api, seluruh tim bergotong royong untuk mengendalikan dan memadamkan sumber api,” katanya.
Dia menyatakan saat ini seluruh petugas berjaga dan berpatroli dengan status ekstra siaga 1 x 24 jam.
Sebelumnya karhutla terjadi pada Kamis (1/6) di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, sekitar pukul 16.00 Wita.
Kebakaran tersebut melanda tiga wilayah yang berbeda dengan luas diperkirakan melebih 10 hektare lahan.
Bambang menambahkan
BPBD) Kalsel juga membentuk lima posko dalam
upaya pencegahan karhutla di area rawan di sekitar Bandara Syamsudin Noor Kota Banjarbaru.
“Setelah status siaga, kami bentuk lima posko dan disebar mengelilingi wilayah utama yaitu Bandara Syamsudin Noor,” katanya.
Ia menuturkan pembentukan lima posko tersebut dilakukan selain karena status siaga karhutla, juga karena kebakaran di Kabupaten Tanah Laut yang melanda 10 hektare lebih lahan.
“Dalam satu kejadian yang paling luas kebakaran di Kabupaten Tanah Laut kemarin melanda sekitar 10 hektare,” ucapnya.
Bambang menyebutkan Kota Banjarbaru masih menjadi daerah yang paling rawan kebakaran.
Ia memaparkan lima posko yang segera dibangun oleh pihaknya yakni di Kota Banjarbaru sebanyak 2 posko, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Barito Kuala.
Menurutnya, empat kabupaten dan kota tersebut merupakan wilayah yang mengelilingi Ring 1 (rawan kebakaran) yakni Bandara Syamsudin Noor.
Pihaknya terus berupaya meningkatkan pengawasan karhutla di daerah rawan khususnya wilayah sekitar bandara.
Sementara itu Ketua Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kalsel Mansyah mengatakan dari total 42 hektare lahan yang terbakar tak hanya dipengaruhi faktor cuaca.
Beberapa wilayah yang mendominasi dilanda karhutla yakni Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Tapin.
“Masih ada warga yang tidak memahami dengan baik dampak dari membakar lahan,” ucapnya.
Menurut dia, banyak warga yang melakukan pembakaran baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Dia menyebutkan pula dalam satu pekan terakhir mulai banyak muncul titik api khususnya di wilayah Kota Banjarbaru.
Mansyah mengungkapkan pihaknya terus berupaya melakukan pendekatan kepada warga dan memberikan pembinaan agar tidak melakukan pembakaran lahan.
Ia berharap warga memiliki kepedulian terhadap dampak yang ditimbulkan kebakaran sehingga tidak melakukan pembakaran apalagi pada kondisi cuaca panas yang saat ini melanda Kalimantan Selatan.
Lebih lanjut dia mengatakan saat di lapangan tim nya menemukan banyak tanda tanda kebakaran karena ulah masyarakat.
Pada beberapa titik kebakaran, dia menyebutkan pula, sudah ada beberapa patok kayu yang di pasang oleh warga sebagai tanda pembakaran lahan.
Ia menyampaikan karhutla paling luas terjadi di Kabupaten Tanah Laut dengan luas lahan mencapai delapan hektare. (Ant/KPO-3)