Banjarmasin, KP – Walikota Banjarmasin membuka secara resmi Festival Kampung Bermain di Halaman Balaikota Banjarmasin.
Even olahraga tradisional ini berlangsung selama satu hari (25/06/2023) dengan memperlombakan 9 olahraga dan permainan tradisional diantaranya balogo, hadang, lari balok, terompah, ketapel, gasing, panco dan gebuk bantal.
Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina mengatakan Festival Kampung Bermain ini untuk mencari bibit atlet baru yang dapat berlaga di Ajang Festival Olahraga Nasional yang diselengarakan di Jawa Barat tanggal 2 hingga 9 Juli mendatang.
Dikatakanya sumbangsih Kormi Banjarmasin dapat mengharumkan nama Kalimantan Selatan di Tingkat Nasional.
Diakuinya ini tidak mudah karena kampung bermain sebagai tempat pembinaan atlet memanfaatkan fasum dan fasos di kompleks perumahan.
Kormi sebagai pembina olahraga hanya bisa memberikan alat, sementara warga lah yang melakukan perawatan dan perbaikan alat olahraga yang rusak melalui skema pemberdayaan masyarakat.
Sementara, Bendahara Umum Kormi Banjarmasin, Evi Yanti mengatakan Festival Kampung Bermain ini mengakomodir 24 Kampung Bermain yang ada di Kota Banjarmasin.
Dikatakannya peserta kampung bermain ini dapat terus berlatih agar menjadi bibit baru dalam ajang Festival Olahraga Nasional (Fornas).
Selama ini Kota Banjarmasin menyumbang hingga 300 orang atlet dari total 560 orang atlet Kalimantan Selatan.
Kormi Kota Banjarmasin memiliki program kerja untuk menjaga Kampung Bermain tetap ada dan selalu ada kegiatan.
Tujuannya adalah warga mampu menjaga dan dapat secara mandiri mengelola Kampung Bermain sebagai bentuk menjaga kearifan lokal.
Sementara, Perwakilan Kormi Kota Banjarmasin, Nursiah mengatakan hampir semua Kampung Bermain dianggarkan membeli peralatan olahraga tradisional.Namun, akibat pemakaian dan alat permainan tradisional sehingga gampang mengalami kerusakan.
Pihaknya bersama Kampung Bermain lainnya berusaha melakukan perbaikan secara mandiri. Kesulitannya adalah alat-alat olahraga dan permainan yang sudah standar seperti engrang atau terompah, yang sulit untuk dilakukan perbaikan secara mandiri.Kalau ada anggarannya terpaksa harus membeli yang baru. (mar/K-3)