KOTABARU, kalimantanpost.com – Menjelang hari raya Idul Adha 1444 Hijriah, kebutuhan hewan kurban di Kotabaru, Kalimantan Selatan terlihat masih belum ada lonjakan.
Plt Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sidiq Adi Susilodi Kotabaru, Selasa (20/6/2023) mengatakan, kondisi ini diduga akibat daya beli masyarakat rendah.
“Hewan kurban kebanyakan di datangkan dari luar Kalimantan, untuk masuk di wilayah Kalsel diperlukan PCR, itu salah satu penyebab harga hewan mahal,” kata Sidiq
Dia menambahkan, para penyedia atau pedangan hewan qurban di tahun ini tidak melakukan transaksi jual beli karena harga hewan tidak sesui dengan harga yang menjadi pasaran di Kotabaru diakibatkan oleh penambahan biaya PCR dan lain lain.
Sebelumnya, pihak kesehatan hewan Kalsel mewajipkan setiap hewan qurban yang masuk dari luar wajip melalui uji PCR.
Ia juga menjelaskan, hal itu di lakukan untuk menghindari penyebaran penyakit hewan berjenis jembrana dan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan qurban.
“Untuk mengantisipsi, kamijuga melakukan pengawasan kepada pedagang lokal maupun pedagang yang mendatangkan hewan dari luar daerah,” ujarnya
Sidiq memberikan gambaran jumalah pemotongan hewan qurban pada tahun lalu mencapai 900 ekor sapi dan 200 ekor kambing.dan di prediksi pada tahun 2023 menurun dari tahun lalu, di perkirakan hanya 650 hingga 700 san, dan 50 persen hewan tersebut di datangkan dari Sulawesi.
lebih lanjut dia, pihaknya melalui bidang peternakan telah membentuk tim pemeriksaan kesehatan hewan yang akan keliling melakukan pengecekan di tempat penampungan penampungan calon hewan qurban untuk memastikan kesehatan hewan qurban.
“Pemeriksaan kita lakukan mulai dari Pulau Laut Utara, Pulau Laut Timur, Pulau laut Tengah dan Kelemupang Hilir,” tuturnya
Selain daerah tersebut juga di lakukan pemeriksan melalui kader kader yang sudah teruji yang sudah tersebar di kecamatan kecamatan untuk malakukan hal serupa hingga pasca kurban daging tetap di periksa keamanannya sebelum di konsumsi. (Ant/KPO-3)
