Banjarbaru, KP – Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel, hewan untuk kurban pada tahun ini stoknya mencapai 21 ribu ekor. Dengan jumlah itu, dipastikan pelaksanaan ibadah kurban aman dari sisi ketersediaan.
Stok hewan kurban yang ada berasal dari ternak di Kalsel.
Sebagin dari daerah luar yang sudah punya izin masuk hewan ke Banua.
“Stok yang kami sediakan cukup, totalnya 21.000 lebih.
Kalau yang dari luar sudah kami pastikan bebas penyakit, baru kami beri izin, itu terus kami lakukan pengawasan,” kata Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi, Senin (12/6).
Berdasarkan prediksi kebutuhan untuk ibadah kurban 1444 H tahun ini, Suparmi sebanyak 12.000 ekor lebih.
Mengalami kenaikan jika dibanding tahun 2022 lalu yakni 9.000 ekor lebih.
Suparmi memastikan, selain stok yang tercukupi, juga terkait penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) pada hewan di Kalsel sudah terkendali sehingga masyarakat tak perlu ada keraguan untuk melaksanakan ibadah kurban serta mengonsumsi daging.
“Kalsel sudah zero kasus PMK, namun begitu bukan kita tidak meningkatkan kewaspadaan, pengendalian, surveilans, deteksi dini, vaksin, supaya PMK semakin terkendali,” pungkasnya.
Sebelumnya, dokter hewan Disbunnak Kalsel, Susanti Srirejeki, mengatakan hewan ternak yang datang dari luar provinsi masih dilakukan karantina antara 14 sampai 28 hari.
Dua penyakit hewan saat ini perlu diwaspadai.
Pertama PMK, kedua Lumpy Skin Disease (LSD) penyakit kulit infeksius.
“Nanti juga ada pengawasan pemotongan hewan kurban di setiap wilayah,” katanya.
Ia menjelaskan, tahun ini sama seperti tahun lalu mewaspadai PMK.
Diakuinya kasus PMK di Kalsel dilaporkan nol kasus.
“Hewan kurban diperiksa sebelum dipotomg dan setelah dipotong kualitas daging juga dilihat layak atau tidak dikonsumsi.
Hewan kurban harus sehat, nanti di titik pengumpulan hewan didatangi petugas dipastikan sehat tidak ada kecacatan dan layak dipotong,” pungkasnya. (mns/K-2)