PALANGKA RAYA, kalimantanpost.com – Berdasarkan survei status gizi Indonesia 2022, pencapaian prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) tahun 2022 sebesar 26,9 persen, mengalami penurunan 0,5 persen dari tahun 2021 sebesar 27,4 persen dan menempati peringkat 11 provinsi tertinggi di Indonesia.
Terkait masih tingginya stunting, dan
menindaklanjuti Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 188.44/106/2023 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting, Kepala Bappedalitbang Kalteng Kaspinor menerima Audiensi Tim Percepatan Penurunan Stunting di Ruang Kepala Bappedalitbang setempat, Senin (12/6/2023).
Dijelaskan kepala Bappedalitbang Kalteng , inovasi dalam penurunan stunting sangatlah penting, berkenaan dengan pemberian makanan tambahan bagi anak usia di bawah dua tahun yang bersumber dari sektor perikanan laut maupun sungai.
“Produk-produk ikan ini diolah untuk menghasilkan produk yang bisa dikonsums anak-anak, terutama anak di bawah dua tahun. Nantinya anak-anak menjadi gemar memakan ikan sejak usia dini,” paparnya.
Ditambahkan Kaspinor, produk-produk olahan berbahan baku ikan ini akan menjadi salah satu inovasi bagi penurunan stunting di Provinsi Kalteng.
Dia berharap agar dapat belajar atau kaji banding dari daerah-daerah yang mampu menurunkan angka stunting melalui inovasi dan sistem yang baik.
“Adanya langkah-langkah positif dan proaktif dalam persiapan pengembangan sumber daya manusia secara terintegrasi, kita optimis Indonesia Emas 2045 dan Grand Design Pembangunan Kalimantan Tengah 2045 akan berhasil dan memberikan perubahan yang besar bagi kemajuan masyarakat Kalteng,” tegas Kaspinor.
Audiensi dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Provinsi Kalteng Linae Victoria Aden, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalteng Jeanny Yola Winokan, dan Kepala Bidang Sosial, Budaya dan Pemerintahan Bappedalitbang Kalteng Chandra Fuji Asmara beserta staf. (Drt/KPO-3)