Banjarmasin, KP – Onwer Harian Kalimantan Post, HM Taufik Effendie, kedatangan rombongan pengurus Masjid Hasanuddin Madjedie yang berada di Jalan Brigjen H. Hasan Basri (Kayu Tangi) Banjarmasin Utara, Jumat (21/7).
Rombongan bersama Ketua Pengurus Masjid Ustaz H Fauzi, para penasihat diantaranya H Gusti Pangeran Rusdi Effendi, H Anwar Hadimi, H Nabani, juga sejumlah pengurus lainnya.
Selain berilaturahmi, mengajak para tokoh angkatan ekponen 66 kembali bergabung menjadi penasihat pengurus Masjid Hasanuddin Madjedie.
“Kami sengaja silaturahmi setelah melakukan salat Jumat, selain merajut kebersamaan juga mengenang kembali perjuangan sejarah bersama –sama tokoh banua,” ucap Ustaz H Fauzi saat di Rumah HM Taufik Effendie.
Bahkan katanya kedatangan tanpa direncanakan.
“Memang menjadi sebuah tradisi para pengurus masjid untuk kembali membangun komunikasi.
Karena sosok HM Taufik Effendie juga sangat berjasa dalam membangun atau berdirinya masjid (Amal Pancasila, dulunya) sekarang menjadi Masjid Hasanuddin Madjedie.
Pengurus sangat setuju dan sependapat untuk diangkat masuk dalam Dewan Penasihat Pengurus Masjid Muhamadiyah yang pernah diperjuangkan dan terus dipertahankan.
Sementara Ketua Dewan Penasihat, H Gusti Rusdi Effendi mengaku haru manakala kegiatan silaturahmi dilaksankaan bersama-sama para pengurus dalam rangka merajut kebersamaan para ekponen 66 diantara besan yakni HM Taufik Effendie, juga merupakan kawan akrab sejak muda.
“Kita ingin kembali bersama-sama dimasa tua sehingga tak hanya muda saja tetapi tuapun pun bahagia bersama,” ungkap tokoh banua ini.
Sedangkan, HM Taufik Effendie atas ajakan bergabung menjadi pengurus dan duduk sebagai Penasihat Masjid Hasanuddin Madjedie, tak menolak.
Karena sebelumnya memang pernah berjuang dan bersama-sama mendirikan masjid tersebut.
Dari catatannya, masjid yang didirikan pada 1985 diresmikan tahun 1986 dan diresmikan lagi dari hasil renovasi tahun 2013 oleh Yayasan Aml Bakti Muslim Pancasil (YABMP).
Masjid semula berada di kampus lama Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) di Jalan Lambung Mangkurat.
Nama Masjid yaitu Hasanuddin Madjedie diambil untuk mengenang jasa Hasaduddin Madjedie seorang mahasiswa yang wafat tertembak saat ikut demo Tritura pada 10 Februari 1966 di Banjarmasin.
Masjid Hasanuddin Majedi telah direnovasi tahun 2013 dimana hasil renovasinya adalah seperti gambar di atas.
Masjid ini menampung jamaah sebanyak 1.000 orang dengan luas bangunan sebesar 1.600 meter persegi, berdiri di lahan seluas 6.000 meter persegi.
Demikian juga bentuk Bangunan awal Masjid Hasanuddin Majedi sendiri berbentuk tradisional khas Jawa, khususnya Demak.
Hal ini terlihat dengan bentuk atapnya berbentuk tumpang.
Bentuk arsitektur seperti ini kemungkinan pada awal masuknya agama Islam di Tanah Banjar mendapat pengaruh yang kuat dari Kesultanan Demak. (nau/K-2)