Pelaihari, KP – Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Imam Suprastowo mengajak petani kelapa sawit untuk tidak tergantung dengan subsidi yang harganya melonjak.
“Petani sawit harus kreatif di tengah kondisi saat ini dengan mensiasati pilihan pupuk yang lain,” kata Imam Suprastowo, saat menyambangi Desa Gunung Mas, kemarin.
Hal ini dikarenakan pupuk sangat penting untuk mendapatkan buah sawit yang berkualitas, karenanya hal ini merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam berkebun.
“Namun hal ini justru menjadi salah satu beban bagi petani sawit, karena sejak akhir 2021 lalu harganya melonjak hampir 100 persen,” kata politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
Untuk itu, Imam Suprastowo mengajak petani tidak terpaku dengan pupuk subsidi, kendati lonjakan harga ini seiring meningkatnya harga Tandan Buah Segar (TBS) petani yang menyentuh angka Rp4.000 per kilogram.
“Karena banyak lahan perkebunan, jadi petani harus fokus membuat pupuk organik, agar bisa menekan biaya produksi,” jelas Imam Suprastowo.
Disamping itu, juga membentuk Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO), agar dapat menopang pembuatan pupuk yang optimal.
“Kita ajak kerjasama petani yang ada di Kecamatan Batu Ampar, untuk membuat pupur organik sendiri,” ujar wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalsel VII, meliputi Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru.
Diharapkan, dapat memotong biaya produksi, senagai antisipasi kenaikan harga pupuk, yang mencapai tiga kali lipat.
“Insya Allah dalam waktu dekat, ini akan ditindaklanjuti bagaimana masing-masing kelompok tani bisa membuat pupuk organik,” ujar Imam Suprastowo.
Sementara itu, Kepala Desa Gunung Mas, Muji Slamet mengapresiasi usulan pembuatan pupuk organik, yang akan menyemangati petani di tengah kondisi saat ini.
“Kita apreasiasi wakil rakyat yang terus mendorong petani meningkatkan hasil perkebunan kelapa sawit,” kata Muji.
Selain itu, ini menjadi angin sejuk bagi kami untuk lebih semangat bergotong royong menciptakan pupuk organik. (lyn/K-1)