Banjarmasin, KP – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalsel menjadi sorotan Komisi III DPRD Kalsel, karena selalu berada di bawah rata-rata nasional, dan diperlukan kiat-kiat untuk meningkatkannya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pusat, IPM Kalsel pada 2021 mencapai 71,28 dan rata-rata nasional 72,29. Sedangkan pada 2022, IPM Kalsel 71,28 dan nasional 72,91.
“Data tersebut menunjukan ketidakstabilan rata-rata IPM di Kalsel,” kata Ketua Komisi III DPRD Kalsel, H Sahrujani, pada rapat kerja dengan Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kalsel, Selasa (18/7/2023), di Banjarmasin.
Untuk itulah, Komisi III DPRD Kalsel meminta agar Bappeda bisa merencanakan program untuk meningkatkan IPM Kalsel, saat membahas rencana kerja (Renja) Bappeda Kalsel pada 2024.
“Jadi untuk meningkatkan IPM Kalsel Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) dan Bappeda akan melakukan koordinasi untuk meningkatkan standar yang dilakukan,” ujar politisi Partai Golkar.
Sementara itu, Kepala Bidang Perekonomian dan Infrastruktur Bappeda Kalsel, Mahrita Yanuarty mengakui, ketidakstabilan rata-rata IPM di Kalsel, bahkan kondisinya di bawah rata-rata nasional, walaupun jaraknya tidak terlalu jauh.
“Ini juga dipengaruhi jumlah penduduk Kalsel yang mencapai 4,07 juta jiwa,” kata Yanuarty.
Diakui, pihaknya akan menyusun program agar bisa meningkatkan rata-rata IPM di Kalsel, paling tidak setara dengan rata-rata nasional seperti sebelumnya.
“Banyak faktor yang mempengaruhi IPM Kalsel ini, dan itu berada di kabupaten/kota. Kalau ingin meningkatkan IPM Kalsel, harus diawali dengan peningkatan IPM kabupaten/kota di Kalsel,” tambahnya. (lyn/KPO-1)