Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
BanjarmasinTRI BANJAR

Penerimaan Siswa Baru Tidak Capai Kuota
Disdik Sarankan Buat Kelas Kecil

×

Penerimaan Siswa Baru Tidak Capai Kuota<br>Disdik Sarankan Buat Kelas Kecil

Sebarkan artikel ini
Hal 9 3 Klm Siswa
KURANG SISWA- Kurangya siswa baru membuat SMPN 25 Kawasan Basirih hanya di isi 21 hingga 22 orang siswa per kelas, jauh dari ketentuan dapodik 32 orang siswa per kelas. (KP/Istimewa)

BANJARMASIN, KP – Sejumlah Sekolah Menengah Pertama di Kota Banjarmasin mulai memasuki tahun ajaran baru terhitung 17 Juli ini.

Namun, beberapa sekolah masih disibukkan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) akibat belum terpenuhi kuota siswa.

Baca Koran

Pantauan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 25 di Kawasan Basirih, masih melakukan penerimaan siswa baru karena mengalami kekurangan siswa mencapai 100 orang.

Kepala Sekolah SMPN 25, Hairan mengatakan dari kekurangan sebanyak 100 orang siswa, melalui PPDB secara online dan Offline yang diterima hanya 3 hingga 4 orang siswa.

Akibatnya dari rencana 6 rombongan belajar, yang terpenuhi hanya 3 rombongan belajar dengan jumlah siswa sebanyak 21 hingga 22 orang per kelas.

Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan SMPN 25, Yanto mengaku bingung dengan sedikitnya jumlah siswa yang mendaftar, walaupun lingkungan sekolah termasuk padat penduduk dan banyak Sekolah Dasar.

Padahal beberapa tahun lalu, sekolah ini harus menolak siswa karena kuota yang cepat penuh dan tidak mungkin untuk menambah rombongan belajar.

Menurutnya kalau benar diterapkan zonasi, sekolahnya tidak mungkin mengalami kekurangan siswa.

Disebutnya SMPN 25 bakal terus membuka penerimaan siswa baru, terutama bagi siswa yang gagal lulus di zonasi pilihan pertama, pindahan atau yang terancam tidak bisa melanjutkan sekolah.

Selain itu, bakal menyisir siswa yang ingin bersekolah di SMPN 25 terutama di wilayah basirih dan purnasakti.

Kurangnya jumlah siswa juga dialami SMPN 10 di kawasan Kampung Gedang Kota Banjarmasin.

Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMPN 10, Apriansyah mengatakan sekolah membuka pendaftaran siswa baru hingga satu pekan mendatang.

Kami terus membuka pendaftaran siswa baru hingga satu pekan mendatang sebelum siswa memulai belajar mengajar tutur Apriansyah.

Baca Juga :  Akhir Pekan Nanti, Sampah di Banjarmasin Bisa Ditukar Sembako

Disebutkannya SMPN 10 hanya membuka 3 dari 4 Rombongan Belajar dengan jumlah siswa 27 hingga 28 orang per kelas.

Sementara, Kepala Sekolah SMPN 10, Syahrida mengatakan kurangnya jumlah siswa baru akibat faktor perpindahan warga di Wilayah Kecamatan Banjarmasin Tengah.

Banyak warga produktif dan memiliki anak yang bisa bersekolah menengah pertama pindah ke kawasan pinggiran Kota Banjarmasin.

Selain itu, lebih banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya ke sekolah agama dan pondok pesantren.

Didepan sekolah kita ada sekolah dasar, namun setelah lulus, banyak orang tua yang memilih menyekolahkan ke sekolah agama dan pondok pesantren.

Hal ini karena banyak orang tua di Kota Banjarmasin menganggap kalau bersekolah di sekolah negeri hanya mendapatkan satu saja, sementara di sekolah keagamaan bakal mendapatkan 2, yaitu ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama.

Orang tua di Banjarmasin masih religius sehingga agak khawatir di sekolah negeri karena pengajaran ilmu agama semakin minim, ditambah sekolah itu sangat baik menerapkan kurikulum merdeka belajar.

Benar-benar sesuai yang diharapkan para orang tua di Kota Banjarmasin tutup Syahrida.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Nuryadi mengatakan hampir seluruh sekolah yang sempat mengalami kekurangan siswa telah mendapatkan siswa baru walaupun dibawah kuota yang telah ditetapkan.

Menurutnya hal ini dapat diantisipasi dengan membuat kelas kecil dengan jumlah siswa sekitar 25 orang.

Memang sesuai dengan dapodik, jumlah siswa untuk satu kelas minimal 32 orang.

Namun, dalam Permendikbud no 22 tahun 2016 tidak secara tegas mengatur minimal jumlah siswa dalam rombongan belajar atau rombel.

Kelas kecil disebutkannya sangat efektif karena fokus guru pengajar pada siswa sangat maksimal. (mar/K-3)

Iklan
Iklan