Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) di Kalsel masih rendah, yang salah satunya disebabkan tingginya angka pernikahan dini.
BANJARMASIN, KP – Tingginya angka pernikahan dini menjadi penyumbang rendahnya Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) di Kalsel, sehingga perlu diupayakan agar mencegah pernikahan dini.
“Salah satu indikator masih rendahnya IPP Kalsel adalah masih adanya pernikahan dini,” kata Kepala Bidang Kemitraan Dalam Negeri Aset Kemitraan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, Yustia Elita kepada wartawan, di sela kegiatan Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP), belum lama ini, di Banjarmasin.
Diharapkan program PPAP ini dapat memberikan motivasi kepada generasi muda di daerah, untuk tidak melakukan pernikahan dini tersebut.
“Kementerian Pemuda dan Olahraga juga memberikan bantuan kepada pemerintah daerah, termasuk di Kalsel untuk upaya peningkatan Indek Pembangunan Pemuda (IPP),” jelas Yustia.
Yustia menjelaskan, salah satu dukungan dari Kemenpora, yaitu, adanya pelaksanaan Program Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) yang dilaksanakan di Kalsel.
“PPAP ini dilaksanakan bertujuan untuk peningkatan IPP di daerah,” ungkapnya, didampingi Kepala Bidang Pemberdayaan Pemuda, Dinas Pemuda dan Olahraga Kalsel, Rokhyatin Efendi
Menurut Yustia, ada lima domain strategi yang menjadi tugas peserta untuk meningkatkan Indek Pembangunan Pemuda (IPP) tersebut, yaitu pendidikan, kesejahteraan kesehatan, kesempatan lapangan kerja, kepemimpinan, gender dan diskriminasi.
“Kementerian Pemuda dan Olahraga sampai saat ini, terus mendorong pemerintah di daerah dalam hal peningkatan IPP,” jelasnya.
Seperti diketahui, Kementerian Pemuda dan Olahraga melaksanakan program Pertukaran Pemuda Antar Povinsi (PPAP). Kegiatan akan berlangsung selama satu bulan di Kalsel dan Riau yang diikuti oleh 70 orang peserta dari seluruh provinsi di Indonesia. (mar/K-7)