BANJARMASIN, Kalimamtanpost.com – Muhammad Nasrullah merupakan salah satu Alumni Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Sari Mulia Banjarmasin yang sukses berkarier di Jepang.
Bahkan pria ganteng asli Banjarmasin yang baru saja memasuki usai 28 tahun, mengadu nasib setelah lulus Akper 2019, untuk mengikuti program transfer ilmu ke negeri Sakura.
Padahal sebelumnya, keluar negeri saja hanya pertukaran pelajar, namun niatnya mengadu nasib di negeri orang ternyata membawanya keberkahan. Bagaimana tidak, Mas Anas, begitu panggilan akrabnya, sudah tak lagi tergantung lagi ke ayah dan ibunya.
Sebaliknya, Mas Anas, yang sudah pulang balik ke Jepang ini malah mendapatkan tugas dari perusahaan tempat kerjanya Social Welfare Coporation Hachikikai bergerak Panti Lansia, untuk menjadi peterjemah para pekerja, maupun motivator calon para pekerja Indonesia supaya berminat masuk ke Jepang yang sekarang menjadi negara urutan 4 menampung tenaga kerja.
“Alhamdullilah saya dikirim perusahaan untuk menjadi penterjemah sekaligus sosialisasi bekerja di Jepang, yang selama ini banyak belum diketahui para kawula muda,’’ ucap Anas usai bertandang di Kampus Universitas Sari Mulia di Jalan Pramuka Banjarmasin, Kamis (24/8/2023).
Anas yang raut wajahnya tampak bersih putih dan fresh, selain hadir di Kampus untuk memotivasi para mahasiswa juga sangat sopan saat menghampiri onwer Universitas, yakni Hj Sudarto dan Rektor Sari Mulia, Dr Hj RR Dwi Sogi Sri Redjeki SKG, MPd, maupun Wakil Rektor IV Dede S Sari Mulia, para dosen maupun mahasiswa dan alumni yang sengaja ingin bertemu dengan Muhammad Nasrullah.
Bahkan, alumni MAN 2 Model Banjarmasin ini tak menyangka kalau perantauan seperti dirinya akan sukses dengan gaji belasan juta tiap bulannya. Karena baginya, dengan sempitnya lapangan pekerjaan di banua dan Indonesia mendorong dirinya mengembangkan kemampuan untuk bisa meraih mimpi meski harus jauh dari keluarga.
“Bagi saya di zaman digital ini ngak jauh, karena semua bisa ditembus dalam berkomunikasi, tetapi yang harus dipahami tak hanya bekerja mencari uang saja tetapi yang lebih penting mengembangkan diri, termasuk diminta kembali ke Indonesia menjadi penerjemah, dengan semua biaya menjadi tanggungan perusahaan jadi kebanggaan,’’ ucap pria berkulit putih ini.
Diakui dari pengalamannya, ketertarikan untuk bekerja di Jepang ini saat masuk asrama dan akan mengikuti pendidikan enam bulan pun sudah menerima gaji 10 dollar, sehingga hal inilah yang menarik dirinya. Karena, perusahaan mana yang selagi masa pendidikan sudah dibayar tentunya sangat berbeda.
Demikian juga saat berada di Jepang dimana semua peralatan yang cukup canggih ini menjadi pelajaran dan pengalaman sebagai transfer ilmu yang tak dimiliki saat berada di bangku kuliah.
Karenanya, dengan tekad dan keinginan serta niatnya menjadi pekerja dan mencari uang, akhirnya, Anas bersama empat temannya, dan sekarang bertambah delapan orang lagi dari Akper Sari Mulia menjadi pekerja resmi di Osaka Jepang.
Rektor Sari Mulya Dr Hj RR Dwi Sogi Sri Redjeki SKG, MPd mengaku bangga dengan alumninya yang bayak berkarir di Luar Negeri baik Jepang, Arab, maupun negara lainnya. Bahkan fasilitas kursus mulai Bahasa Jepang, Inggris, hingga Arab.
“Kami akan cetak pekerja siap pakai sehingga dari pengalaman ini menggandeng sejumlah perusahaan dari berbagai negara, siapa tahu mereka berminat bekerja di Luar Negeri seperti Muhammad Nasrullah,’’ tegas Rektor Sari Mulia Dr Hj RR Dwi Sogi Sri Redjeki SKG, MPd, yang akrab dipanggil Bu Rina.(Nau/KPO-3)