Banjarmasin, KP – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Selatan (Kalsel) bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kalsel melalui Badan Kesbangpol serta Kementerian Agama Kalsel menggelar kegiatan Camping Keberagaman “Berkolaborasi untuk Damai Beragama di Sekolah”.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme, dan diisi dengan kampanye damai beragama dan pembuatan video bahan ajar melalui FKPT Kalsel.
Camping Keberagaman dilaksanakan di Kantor Balai Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan (BTIKP) Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan dan diikuti oleh guru-guru lintas agama dari puluhan sekolah di Kota Banjarmasin, Rabu (2/8/2023).
Hadir sebagai narasumber dari BNPT RI, Kolonel (CZI) Rahmad Suhendro, yang menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai langkah dini untuk mencegah intoleransi antar umat beragama, khususnya para anak didik di sekolah-sekolah.
“Lewat kegiatan ini kita ingin anak didik kita tidak terpapar radikal dan intoleran antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Dikatakannya, dengan toleransi yang bagus dan tidak adanya kekerasan maka akan tercipta kehidupan yang rukun dan damai di negara Indonesia ini.
“Semua peserta merupakan guru-guru yang mengajarkan agama di sekolah. Dari tingkat PAUD hingga SMA sederajat. Ada guru agama Islam, Kristen Katolik, Protestan, Hindu, guru agama Budha,” jelasnya.
Rahmad Suhendro menambahkan, melalui edukasi guru-guru di seluruh Indonesia, termasuk di Kalsel, diharapkan seluruh anak didik memahami pentingnya arti menghargai dan menghormati perbedaan antar agama.
Dia juga menekankan, agar para guru dan orangtua untuk selalu mengawasi anak-anaknya, mengingat paparan radikalisme dan intoleransi oleh jaringan teroris kerap menyasar generasi muda melalui media sosial.
“Anak-anak mudah terpapar melalui internet di media-media sosial. Jadi, kita mendorong para guru-guru untuk dapat memberikan pemahaman sisi positif dan negatif melalui media sosial ini,” bebernya.
Sedangkan, Kabid Wasnas dan Penanganan Konflik dari Badan Kesbangpol Kalsel, Agus Prabowo, menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi dari pemerintah daerah bersama dengan BNPT dan FKPT Kalsel.
“Kita ingin bersinergi untuk mencegah agar anak-anak kita tidak terpapar paham radikalisme dan intoleransi ini. Selain itu, kita semua ingin memberi pemahaman kepada anak-anak untuk tidak saling menyalahkan satu sama lain dan tidak merasa dirinya paling baik dan benar,” ucapnya.
Sementara, Ketua FKPT Kalsel, Aliansyah Mahadi, mengatakan, para guru ini merupakan garda terdepan yang membentengi anak didik di lingkungan sekolah.
“Karena para guru ini langsung berhadapan dengan murid-murid di sekolah,” ucapnya.
Aliansyah juga menyebutkan, dari hasil penelitian yang dilakukan BNPT dan FKPT, pada tahun 2019 Indeks Potensi Radikal (IPR) di Kalsel berada di angka 10,4 persen.
Kemudian, lanjutnya, pada tahun 2022 turun di angka 10,2 persen. Dan angka ini persis di atas rata-rata IPR, yakni berada di angka 10,2 persen.
“Akan tetapi, semua sudah kita sikapi dengan berbagai program dan kegiatan. Dukungan pemerintah daerah juga sangat luar biasa. Termasuk support dari BNPT sendiri,” tutup Aliansyah. (Opq/KPO-1)