Banjarmasin, KP – Seni bertutur khas Suku Banjar yang dikenal dengan Bapandung, semakin hari penuturmya semakin sedikit dan perlahan
hilang ditelan jaman.
Seni bercerita atau bakisah dalam Bahasa Banjar disertai dengan menirukan tingkah laku ini makin ditinggalkan generasi muda setelah
Maestro Seni Bapandung, Abdul Syukur meninggal dunia beberapa tahun lalu.
Agar Seni Bapandung tidak musnah dan hilang, Dinas Budporapar (Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata) Kota Banjarmasin menggelar
Workshop Pelatihan Seni Bapandung, di Hotel Zuri Express, selama 3 hari mulai dari tanggal 14 hingga 17 Agustus 2023.
Kepala Bidang Kebudayaan Disbudporapar Kota Banjarmasin, Zulfaisal Putera mengatakan kegiatan workshop ini sebagai bentuk pelestarian
Seni Bapandung kepada anak muda Kota Banjarmasin.
“Peserta workshop ini sebanyak 30 orang, yang sebagian besar anak muda yanh berasal dari pelajar SMA, umum dan mahasiswa” kata
Zulfaisal.
Sementara, Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina usai membuka acara workshop mengatakan menyambut baik keterlibatan kaum muda dalam
melestarikan kesenian asli yang hampir punah.
“Saya tadi sempat menanyakan kepada peserta workshop, kenapa tertarik pada Seni Bapandung, mereka menjawabnya karena kepingin tahu dan
tertarik pada seni ini, hal inilah yang terus kita bangkitkan semangat kaum muda untuk melestarikan seni daerah kata Ibnu Sina.
Menurutnya Seni Bapandung ini saat ini sudah sangat langka ditengah gempuran budaya yang masuk ke Kota Banjarmasin.
Saat ini, seni lisan yang masih eksis dan bertahan adalah Mamanda dan Madihin.
“Saya bersyukur masih ada anak muda, yang anum-anum mau mengikuti workshop Seni Bapandung, ditengah kenyataan sudah tidak ada lagi
maestro Seni Bapandung”
“Hal ini untuk menunjukka komitmen Kota Banjarmasin dalam menjaga dan melestarikan seni budaya sesuai dengan semangat kita bahwa setiap
sudut Kota Banjarmasin sebagai panggung budaya tegas Ibnu Sina.
Sementara, Workhshop Seni Bapandung ini menghadirkan narasumber Budayawan Mukhlis Maman atau Julak Laraw, Seniman Bapandung Muhammad
Turkami serta Iman Effendi. (mar/K-3)