Banjarmasin, KP – Harga beras lokal atau beras Banjar berangsur-angsur mulai turun, seiring panen padi di sejumlah daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel). Tahun ini, produksi padi Kalsel juah lebih baik dibanding tahun lalu.
Tahun 2022 lalu, produksi padi Kalsel sempat menurun karena adanya serangan hama atau virus tungro hingga membuat padi kerdil, akhirnya banyak yang gagal panen.
Namun, pada musim tanam tahun 2023 ini, terlihat tanaman padi di Kalsel sudah mulai membaik, hingga dirasa optimis bisa kembali panen raya.
“Saat ini banyak petani yang berhasil panen. Kalau tahun lalu mungkin sekitar 90 persen petani yang gagal karena hama dan sebab lainnya,” tutur Indra, pemilik Toko Beras R2, di kawasan Jalan Sultan Adam Banjarmasin, Kamis (10/8).
“Makanya, beras lokal atau beras Banjar harganya mulai turun dalam beberapa minggu ini,” tambahnya.
Misalnya saja, kata Indra, seperti beras Mayang Usang, yang sebelumnya Rp 23.000 sekarang jadi Rp 21.000.
Beras Mayang Hanyar sebelumnya Rp 20.000, sekarang dijual Rp 19.000. Kemudian, beras Kupang dari Rp 16.000 sekarang jadi Rp 15.000 dan Unus Madu dari Rp 18.000 turun jadi Rp 17.500.
Di kiosnya, Indra juga menjual banyak jenis beras lainnya. Seperti, beras Unus yang dijual di harga Rp 16.500, beras Rukut Rp 12.500, Karang Dukuh Anjir Rp 18.000, Mutiara Rp 17.000.
Kemudian, ada jenis beras Jawa Mawar Rp 11.000, Pamanukan Rp 13.500, Vietnam Rp 11.000, Thailand Rp 11.000, Hybrida Rp 10.000 dan beras Sulsel Rp 10.500.
Selain itu, Indra menceritakan, di sejumlah daerah di Kabupaten Barito Kuala (Batola), kata Indra, saat ini banyak petani yang mulai panen padi. Begitu pula di daerah Tapin dan Hulu Sungai.
“Setahu saya, kalau panen di daerah Anjir, Batola sudah sekitar dua minggu yang lalu,” ujar Indra yang biasa membeli beras langsung kepada petani.
Diketahui, di Provinsi Kalsel terdapat lahan pertanian seluas 358.235 hektare, yang terdapat di 13 kabupaten/kota, dengan potensi memproduksi padi sekitar 1,1 juta ton per tahun. (Opq/K-1)