Bandung, KP – Komisi IV DPRD Kalsel berupaya mengoptimalkan digitalisasi pendidikan, terutama di tengah ketatnya persaingan menghadapi Indonesia Emas 2045.
“Digitalisasi pendidikan sangat penting di zaman sekarang yang semakin ketatnya persaingan,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, HM Lutfi Saifuddin, usai kunjungan kerja ke Dinas Pendidikan Jawa Barat, Jumat, di Bandung.
Menurut Lutfi Saifuddin, provinsi Jawa Barat sangat konsen dalam program digitalisasi pendidikan, sehingga Kalsel perlu belajar dan sharing masalah ini.
“Jawa Barat sangat konsen mempersiapkan generasi generasi digital talent untuk memenangkan persaingan dimasa yang akan datang, khususnya menghadapi Indonesia emas di 2045,” tambah politisi Partai Gerindra.
Sebagai gerbang Ibu Kota Negara (IKN), menurut Lutfi Saifuddin, sudah sepatutnya dunia pendidikan berkembang selaras dengan zaman, kendati pandemi Covid-19 lalu hampir melumpuhkan dunia pendidikan.
“Karena tidak semua orang tua memiliki waktu dan kemampuan yang sama, terutama finansial untuk menyediakan sarana penunjang pembelajaran online,” tambah Bang Lutfi, panggilan akrab Lutfi Saifuddin.
Selain itu, juga kemampuan membimbing belajar anak dengan baik karena memang tidak memiliki disiplin ilmu keguruan.
Bang Lutfi mengharapkan agar pertemuan ini bisa membawa dunia pendidikan di Kalsel lebih maju, terutama dari sistem informasi dan teknologi agar bisa merumuskan kebijakan yang tepat.
“Alhamdulillah, diskusi tadi dapat menjadi masukan dan input dalam perumusan kebijakan dunia pendidikan di Kalsel, terutama sentuhan teknologi,” jelas wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalsel I, Kota Banjarmasin.
Sebelumnya, Kepala Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Tikomdik), Dr Firman Oktara mengungkapkan, Pemprov Jawa Barat bekerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) setempat dalam merumuskan dan menerapkan kurikulum industri.
“Yang pertama adalah peluncuran Kurikulum Industri, yang dirumuskan bersama Kadin. Ternyata kebutuhan industri itu ada A, B dan C. Itu yang harus kita lindungi,” kata Firman Oktara.
Menurutnya, Kurikulum Industri ini memiliki 18 program, seperti teknik konstruksi dan perumahan, program desain pemodelan dan informasi bangunan, teknik kimia industri, teknik otomotif, teknik ketenagalistrikan dan teknik elektronika.
“Selain itu ada juga nauika kapal penangkap ikan, nautika kapal niaga dan agro teknologi pengolahan hasil pertanian,” jelasnya.
Kemudian, desain komunikasi visual, pengembangan perangkap lunak, teknik jaringan komputer, manajemen perkantoran dan layanan bisnis, akuntansi keuangan dan lembaga, busana, perhotelan, dan juga layanan pariwisata. (lyn/KPO-1)