BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Komitmen Partai berlambang Pohon Beringin, Golkar untuk menjamin keterwakilan perempuan tidak diragukan lagi. Sejumlah nama para srikandi handal dipastikan turut masuk dalam jajaran nama Bacaleg yang akan diusung Golkar agar dapat memenuhi kuota 30-32% keterwakilan perempuan di kancah politik pusat dan daerah.
Nurul Aisaturida, penggiat pariwisata yang saat ini menjabat sebagai Manajer Operasional Kiram Park merupakan salah satu perempuan kebanggaan Golkar yang akan mewarnai bursa pemilihan legislatif 2024 sebagai bacaleg DPR RI mewakili dapil Kalsel 1 yaitu Kabupaten Batola, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Balangan dan Tabalong.
Saat ditemui Kalimantan Post (KP) di kawasan ekowisata Kiram Park, Nurul panggilan akrabnya terlihat sibuk melayani para tamu yang akan menginap di villa bernuansa resort khas rumah anjungan Banjar. Sarjana Bahasa Inggris lulusan Universitas Diponegoro itupun terlihat luwes dan ramah ketika beberapa tamu menyapanya.
Nurul Airsaturida merupakan pengurus dan fungsionaris Golkar yang aktif di Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) sejak 2018. Perhatiannya terhadap isu-isu terkait pemberdayaan perempuan sangat besar. Sementara dunia pariwisata yang mulai digelutinya sejak 2019 merupakan salah satu peluang untuk sambil memperluas akses perempuan berkarya di ekonomi kreatif.
“Wilayah Dapil 1 Kalsel merupakan pusat home industri berbagai kerajinan Kalsel, kreativitas lampit rotan, tikar purun, tembikar hingga kuningan adalah hasil karya urang banua yang belum maksimal diberdayakan. Saya berharap dapat menyuarakan aspirasi masyarakat Batola sampai Tabalong khususnya perempuan dan pekerja seni dibidang pengembangan ekonomi kreatif, pemberdayaan perempuan dalam dunia usaha dan pendidikan vokasi untuk pemuda” papar Nurul saat ditanya tentang visi misinya maju sebagai wakil rakyat.
Perempuan yang memulai kariernya di dunia PR dan kesekretariatan ini menilai potensi Kalsel dan perempuannya tidaklah kalah. Namun di kawasan pedesaan, para perempuan yang berpotensi kadang jarang terlihat karena sikap rendah hati dan rasa percaya diri membuat mereka belum “terlihat” karena masih dianggap tabu berkiprah melebihi laki-laki.
“Diperlukan dukungan sesama perempuan untuk merealisasikan cita-cita dan niat baik. Saat cita-cita kita ingin mengangkat harkat martabat perempuan Kalsel, maka kita tidak boleh lupa, bahwa semua akan efektif jika pengetahuan, pemahaman dan keterampilan politik untuk perempuan pun harus dibuka seluas-luasnya agar suara mereka dapat tersalurkan dengan maksimal di kancah pesta demokrasi,” harap Nurul.(Rof/KPO-1)
