Banjarmasin, KP – Menjelang peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus nanti, para pedagang pernak pernik Agustusan, seperti bendera merah putih mulai kebanjiran pembeli.
Transaksi jual beli cukup ramai terlihat di kawasan Taman Sari, Pasar Baru, Banjarmasin Tengah. Tampak lapak-lapak pedagang musiman ini berjejer di pinggir jalan, menawarkan beragam pernak-pernik untuk menyambut momen 17 Agustusan.
Khairudin, salah seorang pedagang menuturkan bahwa penjualan mulai meningkat sejak awal bulan Agustus 2023 tadi.
“Mulai tanggal 1 Agustus tadi sudah ramai orang membeli. Puncaknya memang di awal-awal bulan ini, sampai sekitar tanggal 10 Agustus. Di atas tanggal itu penjualan sudah mulai berkurang,” ungkap Khairudin, Kamis (3/8).
Kondisi serupa disampaikan Badri, pedagang lainnya. Menurutnya, mulai pagi hingga sore hari banyak konsumen yang datang berbelanja aksesoris hari kemerdekaan.
Di lapaknya, Badri menjual bermacam pernak-pernik untuk memeriahkan 17 Agustusan. Mulai bendera, umbul-umbul, bendera bundar, bendera plastik, dan lain-lain yang semuanya berwarna serba merah putih.
Harganya bervariasi, mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung jenis dan ukurannya.
“Kalo bendera untuk rumahan yang ukuran 60×90 cm itu Rp 15 ribu. Sedangkan untuk perkantoran, biasanya menggunakan bendera yang lebih besar berukuran 100x135cm. Harga mulai Rp 35 ribu sampai Rp 50 ribu. Dan paling besar ukuran 120×180, harganya Rp150 ribu,” ucapnya.
“Ada juga bendera plastik, harganya Rp 10 ribu. Isinya 40 lembar pakai tali. Ada yang isi 100 lembar tanpa tali, harganya sama,” tambahnya lagi.
Jenis lainnya, seperti bendera umbul-umbul panjang 4 meter harganya berkisar Rp 40 ribuan. Sedangkan untuk bendera bundar yang panjangnya sekitar 10 meter dijual Rp 300 ribu.
“Selain jual eceran, kami juga melayani partaian. Harganya tentu lebih murah,” lanjutnya.
Pernak-pernik hari kemerdekaan ini, selain didatangkan dari Pulau Jawa, sebagian lagi dipasok dari agen yang ada di Banjarmasin.
Tahun ini, diakui Badri penjualan cukup meningkat dibandingkan tahun lalu. Saat ini, dalam sehari Badri mampu meraih omzet hingga Rp 10 juta.
Pelanggan Badri berasal dari perorangan hingga instansi swasta dan pemerintahan. Bukan hanya dari Kota Banjarmasin dan wilayah Kalsel saja, melainkan dari provinsi tetangga Kalteng.
“Ada yang dari Kapuas, Sampit, Palangka Raya, dan kabupaten lainnya di Kalteng,” ungkap Badri, yang sudah belasan tahun berdagang di lokasi ini. (Opq/K-1)