Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Hulu Sungai TengahKabar Banua

Polda Kalsel Kembali Diskusi Cegah Konflik Nelayan

×

Polda Kalsel Kembali Diskusi Cegah Konflik Nelayan

Sebarkan artikel ini
Hal 2 Barabai 4 klm
CEGAH KONFLIK - Polda Kalsel kembali mengundang stakeholder terkait antisipasi dan pencegahan konflik antar nelayan di Kabupaten HST, di Hero Cafe Barabai, Selasa (1/8/2023). (KP/Ist)

Barabai, KP – Polda Kalsel kembali melakukan diskusi untuk mengantispasi dan mencegah konflik antar nelayan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

“Kita sengaja mengundang stakeholder ngobrol santai dan berdiskusi dalam rangka mengantisipasi dan mencegah konflik horizontal antar

Kalimantan Post

nelayan HST,” kata Kapolda Kalsel diwakili Panit II Subdit Kamneg, Iptu Agus Murti, di Hero Cafe Barabai, Selasa (1/7/2023).

Diskusi yang diprakarsai Polda Kalsel bersama Polres HST dihadiri Dinas Pertanian, Kesbangpol, beberapa kepala desa yang wilayahnya

rawan illegal fishing dan kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) di HST.

Agus Murti mengatakan, konflik sosial antar nelayan di beberapa tempat termasuk HST dilatar belakangi dari kegiatan mencari ikan

menggunakan alat setrum.

“Ini memicu bagi masyarakat nelayan yang hanya mencari ikan menggunakan alat tradisional atau alat ramah lingkungan,” tambahnya.

Apalagi saat ini telah memasuki musim kemarau, dimana ikan-ikan akan berkumpul disuatu tempat menjadikan masyarakat dari daerah lain

datang mencari ikan menggunakan alat setrum akibatnya terjadilah perselisihan antar nelayan.

“Kita berterimakasih kepada Pokmaswas yang banyak membantu di lapangan,” ujar Agus Murti.

Namun yang perlu ditekankan, agar dalam melakukan kegiatan tidak melakukan tindakan berlebihan, seperti menyita, menangkap, memeriksa,

menginterogasi, dll cukup memantau dan melaporkan saja kepada aparat kepolisian atau Dinas Perikanan agar dapat ditindaklanjuti.

Beberapa kepala desa dan Pokwasmas di HST mengungkapkan, kegiatan menyetrum ikan semata-mata hanya untuk bertahan hidup karena

masyarakat hanya memiliki mata pencarian sebagai nelayan.

“Kami meminta penegakan hukum kepada pelaku illegal fishing tidak pandang bulu dan kepada pelaku dihukum seberat-beratnya karena rata-

rata pelaku berasal dari desa lain,” katanya

Mereka meminta perhatian dari Pemda agar tanaman gulma seperti susupan lalaki dapat dibersihkan, karena tanaman tersebut menjadi

Baca Juga :  Bupati HST Buka Konferesi PGRI

penyebab ikan-ikan tidak mau datang.

” Pembukaan lahan dapat dimanfaatkan untuk ladang pertanian,” tambah perwakilan kepala desa.

Selain itu, yang tak kalah pentingnya meminta penyelesaian batas wilayah antara Kabupaten HST dengan Hulu Sungai Selatan (HSS) yang

belum ada kejelasan yaitu di Danau Bangkau, karena danau tersebut sebagian masuk wilayah HST.

“Masyarakat tidak diperbolehkan oleh warga Danau Bangkau, HSS mencari ikan di danau tersebut,” tambahnya. (lyn/K-6)

Iklan
Iklan