BANJARBARU, Kalimantanpost.com – Ratusan alumni yang mengikuti program kartu Prakerja, pertama kalinya berkumpul di aula Gawi Sabarataan Kota Banjarbaru, Sabtu (2/9/2023).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Himpunan Lembaga Pelatihan Mitra Prakerja Kalsel mengadakan dialog seputar Prakerja, Peluang Bonus Demografi dan Indonesia Emas 2045 bersama Walikota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin, Deputi III Kantor Staf Presiden Bidang Perekonomian,Edy Priyono serta Direktur Hukum, Umum & Keuangan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Sidiq Juniarso.
Walikota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin, menyampaikan kontribusi Program Prakerja dalam percepatan pengembangan sumber daya yang positif pada pertumbuhan ekonomi yang saat ini menuntut sumber daya manusia (SDM) memiliki daya tahan kuat.
Aditya mengingatkan agar para alumni bisa menyebarkan informasi terkait program Prakerja, sehingga program pemerintah pusat ini bisa dimanfaatkan lebih banyak lagi.
“Mereka yang sudah mengikuti program ini kami harap bisa menularkan ilmunya kepada orang lain yang menerima bantuan seperti ini” ujar Aditya.
Saat ini Banjarbaru tercatat sebagai wilayah dengan indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi se Kalimantan Selatan selama 12 tahun berturut-turut, sehingga model pendidikan pembinaan seperti Kartu Prakerja masih sangat dibutuhkan.
Sejak diluncurkan pada April 2020 lalu, sudah ada dua tahap pengembangan, seperti dengan skema semi bansos berupa pemberian bantuan pelatihan sekaligus bantuan sosial bagi masyarakat terdampak pandemi covid 19. Kemudian tahap kedua berfokus pada meningkatkan kompetensi, produktivitas, daya saing dan mengembangkan kewirausahaan Angkatan kerja di Indonesia.
Pada rentang tahun ini total penerima manfaat Kartu Prakerja tahap pertama di Provinsi Kalimantan Selatan adalah 412.154 orang dan sebanyak 23.111 orang diantaranya adalah warga Banjarbaru. Sedangkan pada tahap kedua Program kartu Prakerja telah tersalurkan sebanyak 6.126 orang.
Deputi III Kantor Staf Presiden Bidang Perekonomian,Edy Priyono menambahkan program ini akan terus berjalan sehingga bisa diterima manfaatnya oleh masyarakat luas.
“Karena ini berdasarkan Perpres maka sepanjang keputusan itu ada tentu program ini akan terus ada meski dengan konsep yang berbeda” ujarnya.
Diketahui jika program Prakerja telah diakui berdampak positif oleh berbagai lembaga riset nasional dan mancanegara antara lain CSIS, IPSOS, Presisi Indonesia, Cyrus Network, BPS, TNP2K, J-PAL Southeast Asia, UNDP dan Bank Dunia.
Pencapaian selama tiga tahun ini menurutnya patut dibanggakan oleh segenap alumni Prakerja karena program ini mampu meraih sukses tidak lepas dari praktek kemitraan yang melibatkan 180 lembaga pelatihan, enam platform digital, enam mitra pembayaran, tiga portal kerja, enam perguruan tinggi dan satu NGO sebagai penilai serta tujuh perguruan tinggi sebagai pemantau. (Dev/KPO-3)