BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Kesebelasan Barito Putera mengalami dua kekalahan beruntun dalam lawatannya keluar kandang. Tim kebanggaan Urang Banjar ini takluk 0-2 atas PSM Makassar dan menyerah 0-1 lawan PSIS Semarang.
Akibat hasil minor tersebut, tim Laskar Antasari terlempar dari empat besar dan saat ini berada di posisi ketujuh klasemen sementara dengan poin 20 dari 13 kali bertanding.
Dua kekalahan yang dialami tim asuhannya Rahmat Darmawan merupakan sinyal lampu kuning dan ini disebabkan minimnya strategi serta mengandalkan pemain yang sudah habis masa keemasannya di lini tengah.
Makan Konate setelah diboyong kembali ke Barito Putera sering menjadi starter dan menggusur sang kapten Rizky Pora. Di beberapa pertandingan, pemain asal Mali penampilannya boleh dibilang jauh menurun, bola sering lepas, tidak punya kecepatan lagi dan fisiknya sering kedodoran, sehingga sering terlambat dalam bertahan maupun menyerang.
Ini terlihat sekali saat melawan PSM, tanpa kehadiran Mike Ott di babak pertama lini tengah Barito tak ada pengatur serangan, tanpa pola. Makan Konate yang diharapkan menggantikan peran Mike Ott seperti ‘kehabisan bensin’, naik turun dan sulit mengimbangi pemain muda PSM dan tim Juku Eja waktu sangat keropos, tanpa diperkuat lima pemain kunci.
Selain selalu ‘memaksakan’ menurunkan Makan Konate sebagai starter, Rahmat Darmawan tak berani merubah komposisi pemain di setiap pertandingan, sehingga dengan mudah dibaca dan diredam pelatih lawan.
Di depan, pasti memasang Gustapo Tocantins, Murilo Mendez dan Bagus Kahfi dibantu Mike Ott dan Makan Konate. Di bek kiri Frendi Saputra dan di kanan tanpa kehadiran Bagas Kaffa diisi Hasyim Kipuw atan Mahendra
serta gelandang bertahan Bayu Pradana. Lalu, centre back ada Renan Alves dan De Murge serta kiper Ega Rizky.
Selain lini tengah punya kelemahan di Makan Konate, juga ada Hasyim Kipuw yang sudah dimakan usia dan agak ‘gemukan’. Hasyim Kipuw kesulitan menjaga pemain lawan yang usianya begitu muda dan punya kecepatan menusuk ke dalam seperti diperagakan pemain PSM.
Dipertandingan selanjutnya, tim pelatih diharapkan punya strategi dan komposisi pemain yang berbeda disetiap pertandingan. Ini tak lain, supaya lawan tak bisa membaca permainan Barito Putera.
Memang hingga pertandingan ke-13, tim Laskar Antasari mampu mendulang poin, namun kompetisi masih panjang. Apabila strategi sangat monoton, jadul dan pemain yang dipasang sebagai starter itu-itu saja, permainan akan stagnan, sementara pelatih klub lain yang punya strategi mumpuni dan kreatif dalam menyusun pemain bakalan naik grafik permainannya.
Lama kelamaan, Renan Alves dan kawan-kawan posisi akan terus menurun dan kemungkinan akan kembali berkutat di papan bawah, walau pun itu tak diharapkan pecinta sepakbola di Banua.
Rahmad Darmawan diharapkan punya strategi baru dan berani menurunkan pemain-pemain muda seperti dilakukan Persija Jakarta, PSM Makassar, Persib Bandung, tapi prestasi tetap bagus. Memang saat ini, tim-tim tersebut mainnya belum stabil, namun memasuki putaran kedua, permainannya bakal terus meningkat dan berada di papan atas seperto terjadi musim lalu.
Diakui, mantan pelatih timnas Indonesia U-23 punya rasa khawatir bila menurunkan pemain-pemain muda takut kalah. Namun, bila tetap memasang pemain gaek dengan kebugaran sudah menurun, dipertandingan selanjutnya juga bakal kalah. Ini disebabka pemain muda yang stoknya cukup banyak sangat jarang dipasangi, karena minim jam terbang sangat berpengaruh atas kepercayaan dirinya.
Pengalaman menangani Rans Nusantara dengan pemain gaek serta Barito Putera di musim lalu juga dengan membawa beberapa pemain ‘ujur’ hingga terseok-seok di papan bawah, semoga tak terulang di musin ini.
Sebelum putaran pertama berakhir, harus ada keberanian merubah komposisi pemain dan menurunkan beberapa muda yang stoknya cukup banyak untuk mematangkannya supaya siap bertarung diputaran kedua.
Fans Barito selama ini juga tidak terlalu berharap banyak, klub kebanggaannya mampu bersaing di papan atas dengan materi pemain sekarang. Bertahan di Liga 1 di papan tengah, syukur-syukur diperingkat atas dengan materi pemain muda pasti bangga.
Managemen Barito Putera pun pasti senang, bila ada muncul pemain muda hasil godokan sendiri dipanggil ke Timnas Indonesia, baik itu kelompok umur maupun senior. Dan itu sesuai dengan keinginan pendiri tim Laskar Antasari, alm HA Sulaiman HB.
Berani kah Rahmad Darmawan melakukan improvisasi atau tetap dengan komposisi pemain senior yang ada, dengan pertimbangan supaya bisa memenangkan pertandingan saat ini. Kita tunggu saja kiprah selanjutnya. (Syaiful Anwar/KPO-3)