JAKARTA, Kalimantanpost.com – Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta mengumumkan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai pemenang Festival Musik Tradisional 2023 yang digelar dalam rangkaian Parade Musik Daerah ke 9 di Jakarta, Minggu, 17 September lalu.
Kabar mengenai kemenangan ini diterima Kalimantan Post dari Kepala Anjungan Kalsel di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Mumun Amuntaiarni, Rabu (20/9/2023).
Sebanyak 12 seniman asal Hulu Sungai Selatan (HSS) tampil memukau menampilkan kombinasi alunan musik tradisional dengan prosesi ritual suku Dayak Meratus “Mamang” yang mencerminkan proses kelahiran manusia di alam semesta, sebagai bagian yang selaras dengan kehidupan sekitarnya.
Menurut Mumun pemilihan musik tradisional yang biasanya mengiringi upacara ritual suku Dayak Meratus ini memang tepat. Selain unik dan sakral, musik tradisional tersebut juga menjadi representasi suasana eksotik alam pegunungan di pedalaman bukit Meratus Kalimantan Selatan.
Lebih lanjut Mumun menjelaskan, selama ini masyarakat mengenal musik tradisional asal Kalsel terbatas pada musik panting, musik Japin, madihin, kuntau dan lamut. Padahal ada kekayaan musikal Kalsel lainnya, namun masih tertutup eksistensinya.
“Komposisi “Mamang atau mantra” asal pedalaman Dayak Meartus ini kita pilih untuk menampilkan tabuhan peralatan music tradisional seperti babun, agung, sarunai, suling, kulimpat, kanung, galang hiyang ,gong, lonceng dan gandang Bukit sebagai bagian dari seni pertunjukan yang layak tampil dikancah yang lebih luas” jelas Mumun.
Selain Kalsel, Parade Musik Daerah ke 9 TMII juga diikuti 6 provinsi lainnya, yaitu Provinsi DKI Jakarta yang menampilkan sajian dengan judul “Warna-Warni Jakarta”, Provinsi Riau dengan judul Garapan “Menumbai”, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Bengkulu dengan “Dhol Milenial Melaju Utuh”, Provinsi Papua, dan Provinsi Banten.
Direktur Utama TMII, Claudia Ingkiriwang, menyatakan pihaknya bermaksud untuk kembali menggeliatkan dan membangkitkan kegiatan-kegiatan seni budaya yang dulu rutin dilakukan di kawasan TMII.
Menurutnya musik tradisional merupakan musik yang lahir dan berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia yang memiliki karakter yang khas yakni syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Sekarang eksistensi musik etnik (tradisional) terdesak oleh kemajuan pesat musik pop dan modern.
“Melalui kegiatan Parade Musik Daerah ini diharapkan dapat menggugah semangat para pelaku seni dari penjuru Nusantara untuk aktif bereperan serta melestarikan kekayaan budaya Indonesia, khususnya di bidang seni musik. Semoga di tahun berikutnya peserta yang ikut dapat lebih banyak lagi.” lanjut Claudia.(Rfz/KPO-3)