Banjarbaru, KP – Di sela kunjungannya ke Kalsel, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menantau daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Menggunakan heli patroli, ia bersama Kapolda Kalsel, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, Danrem 101 Antasari, Brigjen TNI Ari Aryanto, terbang dari Lanud Syamsudin Noor, Kamis (21/9).
Rute Patroli udara ini menuju daerah daerah rawan karhutla di antaranya Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tanah Laut dengan waktu terbang kurang lebih 30 menit.
Usai meninjau, Suharyanto, mengakui ada jumlah peningkatan titik hotspot di tiga daerah tersebut.
Masih ada beberapa titik yang menyala dan itu yang akan menjadi fokus.
“Dalam bulan Agustus memang sangat panas cuaca, bisa meningkat tiga kali lipat karena hujan juga tidak ada,” kata Suharyanto.
Menurut dia, meski bertambahnya lahan yang terbakar, namun banyak juga yang telah berhasil di padamkan.
“Dari udara, ada yang masih menyala dan ada yang sudah padam tapi mengeluarkan asap. Itu yang menjadi fokus Satgas darat dan udara saat ini, untuk dipadamkan,” ungkapnya.
Suharyanto menegaskan, Langkah BNPB kedepan, akan menambah kekuatan satgas udara untuk pemadaman dan penanganan lewat tehnologi modifikasi cuaca (TMC).
“Langkah pertama kami akan kirim tambahan heli ke Kalsel, kemudian kita akan upayakan lakukan tehnologi modifikasi cuaca (TMC),” pungkasnya.
Hingga saat ini, Kalsel diperkuat 6 helikopter untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan, 4 heli water bombing dan heli 2 patroli.
Status siaga karhutla masih berlaku hingga November mendatang.
Bisa saja berubah melihat kondisi yang ada di lapangan. (mns/K-2)