
Membuat Tanggui Tak Diminati Kaum Muda
Banjarmasin, KP – Tanggui adalah semacam topi besar bundar atau caping, dan merupakan produk kerajinan anyaman yang dibuat dari bahan daun nipah. Fungsinya untuk melindungi diri dari panas dan hujan. Tanggui banyak di beli terutama pada saat musim panen padi.
Namun, saat ini fungsinya bukan hanya sebagai alat penutup kepala saja, tapi juga sebagai pajangan dan hiasan setelah diolah dan dikreasikan sedemikian rupa.
Sayangnya, perajin tanggui saat ini sudah mulai berkurang. Dahulu, anak-anak remaja perempuan bahkan laki-laki ikut serta dalam membuat tanggui. Seperti dituturkan Rahmah, seorang perajin tanggui di kawasan Kuin Cerucuk, Gang Ramania RT 5 RW 01, Banjarmasin Barat.
“Sekarang sangat sulit ditemukan, bahkan hampir tidak ada lagi remaja yang membuat tanggui. Kalau dulu masih banyak,” ujarnya saat dibincangi, Rabu (13/9).
Dalam sehari, wanita paruh baya itu mengaku bisa membuat hingga 30 buah tanggui. Harga jualnya tergantung ukuran dan variasi tanggui.
“Untuk 10 buah tanggui, ada yang harganya 70 ribu, 100 ribu, 150 ribu, 200 ribu dan 250 ribu. Biasanya para pengepul mengambil pesanan tanggui yang sudah dibingkai. Kalau polos dijual dengan harga Rp 10 ribu, dan yang bermotif mencapai Rp 25 ribu, bebernya.
Untuk tanggui kreasi, lanjut Rahmah, tanggui ini akan dipercantik lagi dengan hiasan berbagai macam motif yang menarik pembeli, baik dengan hiasan cat motif sasirangan maupun beragam manik-manik.
“Tanggui sering digunakan untuk pajangan, sebagai hadiah souvenir, pameran dan lain sebagainya,” terang dia.
Di usianya yang tak lagi muda, Rahmah bilang akan tetap menggeluti usaha membuat tanggui dalam kesehariannya.
“Dari pada diam di rumah tanpa ada yang dikerjakan, lebih baik mengisi waktu luang dengan kegiatan yang menghasilkan,” ucapnya.
Kalau sehari-hari lumayan, tapi kalau musim panen tiba, permintaan tanggui akan meningkat, tambahnya.
Hanya saja, untuk saat ini Rahmah mengaku kekurangan permodalan dalam membeli bahan baku mengolah tanggui. Dia berharap ada bantuan yang diperuntukkan untuk keberlanjutan UMKM seperti dirinya. (Opq/K-1)
