Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Merajut Mimpi Untuk Kekasih

×

Merajut Mimpi Untuk Kekasih

Sebarkan artikel ini
1 ustadz Dr Syafiq Riza Basalamah LC MA

Oleh : DR. Syafiq Riza Basalamah LC, MA

“Bekali diri untuk hidup bahagia bersamanya”

Baca Koran

Segala puji bagi Allah yang telah meciptakan pasangan hidup dari golongan kita sendiri, agar kita merasa condong dan damai kepadanya, Dialah Dzat yang menyariatkan pernikahan dan menumbuhkan cinta dan kasih sayang di antara suami istri.

Ada sebagian manusia menjaga dan memeliharanya namun ada sebagian lainnya merusak cinta dan mencampakkannya. Esensi pernikahan yang seharusnya menumbuhkan ketenangan dan menghadirkan kedamaian, justru malah menimbulkan permusuhan dan dendam kesumat karena berakhir dengan perceraian yang jauh dari sunnah.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah.”
(QA.An Nahl:72)

Di masa yang penuh sesak dengan berbagai sarana hiburan dan kelezatan, seharusnya manusia modern sudah meletakkan segala keletihan dan kepenatan yang membebaninya, dan bergerak mencapai tingkat ketenteraman dan kedamaian hidup. Atau dengan kata lain telah berbahagia, yang merupakan tujuan akhir dari hidup setiap insan.

Rumah tangga adalah salah satu wadah untuk menyimpan kebahagiaan dan mengembangkannya, bahkan ia menjadi salah satu pilar penting akan keamanan dan stabilitas sebuah Negara. Karena ia adalah unsur terkecil yang penting untuk mewujudkan bangsa yang adil dan makmur.

Sehingga membina rumah tangga yang harmonis dihiasi dengan bunga-bunga indah nan semerbak, laksana berada di surga ketika sedang di dalam rumahnya adalah mimpi setiap insan yang menikah.

Namun realita yang terjadi sungguh memprihatinkan, daftar pasangan suami istri yang mengajukan talak di berbagai kota, baik kota kecil atau kota besar semakin panjang, antrean sidang di pengadilan agama juga mengular. Setidaknya hal ini menjadi bukti rapuhnya ikatan-ikatan keluarga dan kroposnya pondasi- pondasi pernikahan.

Baca Juga :  Pemimpin Indonesia Berganti, Isu Palestina Tetap di Hati

Banyak orang yang lari dari tanggung jawab perkawinan, dan tidak sedikit suami istri yang enggan menjalankan kodrat mereka sebagai seorang ayah atau ibu.
Hampanya rumah tangga dari cinta dan kasih sayang. KDRT yang kerap terjadi dengan bentuk yang beraneka macam, yang justru muncul dari orang terkemuka dan memiliki pendidikan tinggi.

Oleh karena itu, sudah saatnya bagi setiap insan yang BERMIMPI untuk memiliki rumah tangga samara dan harmonis berbalut ridha Allah dan berkah-Nya untuk kembali mengevaluasi kehidupannya. Terlebih untuk para pengantin baru dan calon pengantin

Apakah dia telah siap untuk membangun rumah tangga tersebut?

Apakah bekal yang dia miliki dapat dipergunakan untuk menghadapi badai yang diperkirakan akan datang menerpa?

Apakah hatinya telah bulat untuk meninggalkan sebagian kesenangan yang biasa dia rasakan sebelum menikah?

Apakah diri telah siap untuk berbagi cinta dan kasih sayang kepada insan yang baru dikenalnya?

Hendaknya setiap insan yang ingin membina rumah tangga harus memposisikan dirinya seperti seorang yang hendak bekerja dan bergabung dengan sebuah perusahaan:

• Memenuhi semua persyaratan yang diminta

•Siap menjalankan aturan yang mengikat dirinya

• Mampu bersosialisasi, berbaur dan menyatu dengan karyawan lainnya, demi meraih target bersama.

• Mengutamakan hak bersama daripada hak pribadi

Semua hal di atas walaupun terkadang berat di hati dan susah untuk dilaksanakan, namun karena keinginan yang kuat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan nyaman, mendorong seseorang untuk mengerahkan segala kemampuan demi mewujudkan mimpinya. bahkan tidak sedikit yang mempersiapkan diri untuk sebuah pekerjaan sejak dia duduk di bangku SD.

Jika semua hal tersebut dipersiapkan hanya untuk sebuah pekerjaan sementara dengan gaji yang tidak terlalu besar, maka bagaimana dengan orang yang ingin membina rumah tangga selamanya yang tidak ada masa pensiun di dalamnya, tempat memadu cinta dan kasih untuk menikmati hasil jerih payahnya.

Baca Juga :  Belajar Berwirausaha dari Perempuan Tangguh Paniai Papua

Maka sudah saatnya bagi setiap insan untuk kembali belajar dan menggali ilmu lebih dalam, baik yang ingin menikah ataupun bagi mereka yang sudah bertahun- tahun membina rumah tangga.

Semoga coretan ini membantu pasangan suami istri untuk menemukan jalan meraih rumah tangga yang sakinah penuh mawaddah dan rahmah.

Dari Buku : “Merajut Mimpi Untuk Kekasih”
Penulis: DR SYAFIQ RIZA BASALAMAH , LC, MA

Iklan
Iklan