Pemko Diminta Data dan Tata Ulang Nama Jalan

Banjarmasin, KP – Seiring semakin meningkatnya pertumbuhan pemukiman baru membuat banyak nama jalan di Banjarmasin ada kemungkinan belum terdata.

Oleh karena itu Pemko Banjarmasin diminta melakukan penataan ulang nama jalan di kota ini.

” Seperti dengan melaksanakan pendataan atau tata ulang nama jalan,” Ketua Komisi I DPRD Kota Banjarmasin HM Faisal Hariyadi dihubungi {KP} Minggu (10/9/2023) .

Menurutnya langkah awal pendataan yang dilakukan adalah dengan melakukan koordinasi dan sosialisasi kepada lurah dan camat serta instansi terkait dalam pendataan.

Ia berpendapat pendataan juga dibutuhkan untuk memverifikasi apakah ada nama-nama yang berubah, misalnya nama jalan dahulu apa? Sekarang menjadi apa, atau bisa juga namanya tetap dari sejak dulu hingga sekarang.

Dalam pendataan ini kata Faisal Hariyadi mengusulkan, alangkah baiknya juga di uraikan pula tentang asal-usul sejarah penamaan jalan tersebut.

Maksudnya tandas ketua komisi diantaranya membidangi pemerintahan ini, agar masyarakat minimal mengetahui sejarah penamaan sebuah jalan atau suatu kawasan.

Berita Lainnya
1 dari 7,426

” Seperti Pulau Tatas banyak warga sekarang terkecuali sudah berumur di atas 50 tahun yang tidak mengetahui di mana letak Pulau Tatas dan juga mengapa dinamakan dengan Pulau Tatas.” ujarnya.

Dikemukakan, Pulau Tatas dulunya berada di kawasan di kawasan Jalan Sudirman, tepatnya Masjid Raya Sabilal Muhtadin sekarang.

Di lokasi itu dulu terdapat asrama atau rumah dinas polisi dan lapangan sepakbola bernama lapangan Merdeka serta patung monumen tujuh jenderal pahlawan revolusi korban pembunuhan kekejaman G30S PKI.

Contoh lain ia menyebutkan Jalan Pulau Laut, namun sering disebut Jalan Bali dalan Jalan Soetoyo S yang dikenal kawasan Teluk Dalam.

Begitu pula lanjutnya sejarah sebutan Sungai Andai, Sungai Jingah, Kuin, Kampung Gedang, Pacinan, Kelayan, Teluk Tiram dan penamaan sejumlah wilayah lainnya di Banjarmasin.

Faisal Hariyadi menilai selama ini penyebutan nama jalan di Banjarmasin. masih ada yang membingungkan seperti nama jalan Brigjen Haji Hasan Basri, wilayah itu malah sering disebut Jalan Kayutangi.

Ia menyebutkan dengan penataan atau tata ulang jalan ini, maka nama – nama jalan, tempat, sungai ataupun lainnya diharapkan bisa menjadi informasi pariwisata dan sejarah sekaligus bisa menjadi batas wilayah kelurahan, kecamatan atau Kabupaten Kota.(nid/K-3)

Berlangganan via E-MAIL
Berlangganan via E-MAIL
Berita Menarik Lainnya

Situs ini menggunakan Cookie untuk meningkatkan Kecepatan Akses Anda. Silahkan Anda Setujui atau Abaikan saja.. Terima Selengkapnya