Banjarmasin Kalimantanpost.com – Terus membaiknya kualitas udara dan berkurangnya kabut asap membuat Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin untuk mencabut Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Pemberlakuan PJJ yang dimulai tanggal 4 hingga 7 Oktober lalu, yang diteruskan belajar secara terbatas hingga saat ini dengan memangkas waktu datang dan pulang belajar secara tatap muka.
Ditemui saat melakukan peresmian Banjarmasin Creative Hub, Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina mengatakan PJJ saat ini sedang dilakukan evaluasi secara cermat.
Menurutnya, turunnya hujan dalam 2 hari terakhir menjadi pertimbangan dalam menentukan pencabutan Surat Edaran PJJ.”Kalau dalam 3 hari nanti hujan terus turun, kualitas udara terus membaik, mengapa tidak kita mencabut PJJ” kata Ibnu Sina.
“Saat ini kita melakukan evaluasi agar PJJ dicabut dan siswa bisa belajar kembali secara normal” tutur Ibnu Sina.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Tabiun Huda mengatakan jumlah penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) terus mengalami penurunan.
Sepanjang bulan Oktober terus mengalami penurunan, dari 180 orang pada tanggal 12 Oktober, menjadi 163 orang pada tanggal 13 Oktober serta terus menurun menjadi 158 orang di tanggal 14 Oktober.
Hujan deras yang sering terjadi disebutnya membuat kualitas udara menjadi semakin membaik sehingga jumlah penderita ISPA terus turun.
“Dengan hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, kondisi asap berkurang, mudah-mudahan hujan terus turun sehingga memperbaiki kualitas udara di Kota Banjarmasin” kata Tabiun Huda.
Selama terjadinya bencana kabut asap, Dinkes menyiapsiagakan 8 buah Puskesmas dan Oksigen Konsentrat untuk yang mengalami gangguan pernafasan di 13 titik di Kota Banjarmasin. (Mar/K-3)