HANGZHOU, Kalimantanpost.com – Desak Made Rita Kusuma Dewi merebut medali emas panjat tebing speed putri Asian Games Hangzhou dan Rajiah Sallsabillah mengamankan perunggu untuk Indonesia pada pertandingan yang berlangsung di Shaoxing Keqiao Yangshan Sport Climbing Centre, Selasa.
Desak menjalani pertandingan final yang ketat melawan Deng Lijuan sebelum mencatatkan waktu 6,364 detik di jalur A, yang mengalahkan 6,435 detik milik wakil China pemegang rekor Asia itu.
Sementara itu, Rajiah Sallsabillah mengamankan perunggu dengan 6,879 detik, mengalahkan wakil China lainnya Niu Di yang gagal menyelesaikan lomba.
Desak sendiri sebelum kompetisi selalu meyakinkan diri kalau Desak sudah bekerja keras, sudah berlatih sedemikian rupa dan ini adalah puncak yang Desak inginkan selain ke Olimpiade Paris,” kata Desak usai lomba.
“Desak selalu tidak mau memikirkan lawan, tetapi fokus ke panjatan sendiri, bagaimana caranya agar panjatannya cepat, tenang dan luwes.”
Berkat fokus yang ia pegang sejak awal, peringkat dua nomor speed itu tampil nyaris tanpa kesalahan dan mampu menjaga waktu panjatannya di angka enam detik.
Sebelum menjalani putaran final, Desak memecahkan rekor Asian Games setelah mencatatkan waktu 6,600 detik pada babak kualifikasi, mengalahkan rekor sebelumnya yang dibuat oleh Aries Susanti Rahayu yaitu 7,61 detik di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.
Torehan itu menjadikan Desak sebagai penantang utama perebutan medali.
Di heat 1 babak 16 besar, Desak hanya perlu melaju 6,789 detik mencapai puncak untuk mengalahkan wakil Mongolia Selenge Nyamdoo yang tertinggal jauh dengan 13,957 detik.
Atlet 22 tahun asal Bali itu menunjukkan konsistensinya dan ketika di perempat final ia mengalahkan Nooh Heju asal Korea Selatan dengan catatan 6,703 detik dan dinanti oleh wakil China Niu Di untuk perebutan tiket ke final.
Rajiah juga tak kalah impresifnya setelah pada heat 7 ia dengan 7,071 detik mengalahkan wakil India Shivpreet Pannu dengan margin hampir tiga detik.
Di perempat final atlet asal Banten itu bersaing ketat dengan Jeong Jimin, namun wakil Korea itu terpeleset dan mendapati lawannya menyentuh finis terlebih dahulu dengan catatan 6,773 detik dan telah dinanti Deng Lijuan.
Desak terlebih dahulu mendapatkan tiket final setelah mengalahkan Niu Di dengan catatan 6,522 detik, dibanding 6,837 detik dari sang wakil tuan rumah.
Sementara, Rajiah bersaing ketat dengan lawannya di semifinal, namun wakil Indonesia itu harus tersingkir dari perebutan medali emas setelah Deng Lijuan finis 6,523 detik yang mengalahkan 6,661 detik milik Rajiah.
Rajiah gagal menyusul rekan senegaranya ke final, namun harus puas membawa perunggu untuk Indonesia.
Namun, sukses Desak tak diikuti pemanjat tebing putra, Veddriq Leonardo yang harus puas merebut medali perunggu di nomor speed putra.
Veddriq yang pemegang rekor dunia dan Asia itu mencatatkan 4,955 detik demi mengalahkan wakil China Wu Peng (5,119 detik) pada final perebutan tempat ketiga.
Catatan Veddriq itu sekaligus memperbaiki rekor Asian Games yang ia torehkan pada babak kualifikasi yaitu 4,978 detik.
Atlet asal Pontianak itu sebenarnya muncul sebagai penantang utama medali emas karena tak satupun rival-rivalnya mampu menembus limit lima detik. Namun, perjalanan sang atlet ternyata tak terlalu mulus di Hangzhou.
Veddriq hampir saja gugur di putaran final setelah kehilangan pijakan dan terpeleset selepas start heat pertama babak 16 besar melawan Aman Verman.
Namun, atlet peringkat dua dunia itu menunjukkan kualitasnya, bangkit dan menyalip wakil dari India yang telah unggul setengah jalan itu hingga menyentuh finis lebih dulu dengan catatan 7,452 detik.
Verman kurang mulus mengeksekusi pijakan terakhir sebelum menyentuh finis dengan 7,620 detik.
Di perempat final, Veddriq tampil lebih fokus menyelesaikan tebing 15 meter itu dengan catatan 5,110 detik saat lawannya asal Kazahkstan Amir Maimuratov menyerah di tengah jalan karena kehilangan pijakan.
Akan tetapi, di semifinal, Veddriq tak mendapat cengkeraman yang baik saat start di jalur A dan menyaksikan wakil Iran Ali Pour Shenazandi yang melesat menyentuh finis setengah detik lebih cepat (5,165 detik) dari 5,619 detik yang ia torehkan.
Shenazandi mendapat keberuntungan di final melawan Long Jinbao saat wakil China itu terjatuh dan harus menyaksikan medali emas jatuh ke tangan Iran.
Wakil lainnya dari Indonesia, Kiromal Katibin sayangnya gugur lebih dini setelah terpeleset pada babak perempat final dan tak mampu mengejar unggulan tuan rumah Long Jinbao yang dengan impresif hampir menembus limit lima detik, meskipun belum mampu menyamai catatan terbaik Veddriq di Hangzhou. (Ant/KPO-3)