Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Hukum & Peristiwa

Diduga Alami Gangguan Mental, Pemuda Desa Asamasam Terjatuh Dari Tower

×

Diduga Alami Gangguan Mental, Pemuda Desa Asamasam Terjatuh Dari Tower

Sebarkan artikel ini
IMG 20231015 WA0059
Penemuan mayat yang tertelungkup di Desa Asam-Asam, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut. (Kalimantanpost.com/Tangkapan layar)

PELAIHARI, Kalimantanpost.com – Pemuda berusia 21 Tahun warga Desa Asam-asam Kecamatan Jorong meninggal akibat terjatuh dari ketinggian.


Hal itu berdasar olah TKP (tempat kejadian perkara), visum et repertum, dan keterangan sejumlah saksi yang dimintai keterangannya oleh polisi.

Baca Koran

Pada Minggu (15/10/2023) pagi, tubuh Jaldi ditemukan warga setempat tertelungkup dan tak bergerak lagi. Letaknya berdekatan dengan tower BTS (based transciever station) telepon nirkabel.

“Korban memanjat tower BTS itu, lalu terjatuh dan meninggal,” sebut Kapolres Tala AKBP Rofikoh Yunianto melalui Kapolsek Jorong Iptu Andik Ariyanto.

Ia menuturkan, sekitar pukul 07.00 Wita pihaknya menerima laporan via handphone dari warga telah terjadi penemuan mayat seorang laki-laki di Desa Asamasam RT 13.

Pihak keluarga telah mengevakuasi jenazah dari RSUD Hadji Boejasin, Pelaihari, untuk dibawa ke rumah duka di lingkungan RT 10 Dusun 3.

Almiyadi, pihak keluarga korban, menuturkan belakangan ini Jaldi kerap berjalan malam. Sebelumnya, juga sering jalan, namun siang.

“Biasanya kalau pas jalan, ada adiknya, Muhammad Irham yang menemani. Cuma kadang jalan sendiri,” ucap Almiyadi yang juga Kepala Dusun 4 Desa Asamasam ini.

Ia mengatakan, kondisi mental anak dari keponakannya tersebut belakangan ini memang kurang stabil. Ini sejak Jaldi tak mau lagi minum obat.

Dikatakannya, sekitar satu atau dua tahun lalu, Jaldi pernah dirawat di RSJ Sambang Lihum di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar.

Kemudian setelah kondisi kejiwaan membaik, Jaldi dibawa pulang dan rutin minum obat sesuai petunjuk petugas RSJ. Tiap bulan pihak keluarga mengambil obat.


Tapi kata ibunya Jaldi (Rusmini), akhir-akhir tak mau lagi minum obat sehingga mentalnya menjadi tak stabil. Lalu, jadi sering jalan karena sulit tidur,” paparnya. (Rzk-KPO-1)

Baca Juga :  Ada Tiga Modus Operandi Kecurangan dalam Kasus MinyaKita

Iklan
Iklan