Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Geng Motor Perlu Diberi “Shock Therapy”

×

Geng Motor Perlu Diberi “Shock Therapy”

Sebarkan artikel ini
IMG 20231025 WA0000
Dr Taufik Arbain

Jika tidak diberikan tindakan tegas keberadaan geng motor seperti ini akan muncul lagi dan bisa melakukan aksi-aksi kejahatan yang sangat berbahaya seperti merampas hak orang, mabuk-mabukan, prostitusi dan prilaku patologi sosial lainnya.

BANJARMASIN, KP – Beberapa hari terakhir warga Kota Banjarmasin dibuat resah dengan ulah sekelompok anak muda yang konvoi dengan menggunakan sepeda motor, sambil membawa senjata tajam (sajam).

Baca Koran

Tak hanya konvoi, mereka juga melakukan teror baik melalui media sosial (medsos) maupun secara langsung saat melintas di sejumlah kawasan jalan. Ironisnya banyak di antara para pelaku masih di bawah umur.


Menanggapi hal tersebut, pengamat publik Dr Taufik Arbain sangat menyayangkan hal itu terjadi dan peristiwa tersebut sangat meresahkan warga.

Taufik berharap pihak kepolisian bisa menumpas para pelaku hingga sampai ke akarnya.

“Sejauh ini langkah cepat dilakukan pihak Kepolisian patut diapresiasi. Bahkan sejumlah pelaku sudah diamankan,” katanya Selasa (24/10/2023).

Dosen Fisip ULM ini juga menjelaskan ada sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi anak muda tersebut dalam teori sosiologis adanya sikap ingroup, dimana seseorang yang lemah berada dalam komunal yang banyak maka dia akan merasa kuat. Menurutnya, prilaku imitation (peniruan) dari kelompok remaja dan anak muda sangat cepat terkonsolidasi.

Taufik kemudian merasa perlu adanya penyaluran prilaku tersebut pada hal positif. Sebab tidak sedikit para geng motor/komunal tersalur ke arah yang positif dengan melakukan aksi sosial, wisata dan lainnya.

Namun, lanjutnya, jika tidak ada penyaluran dan bahkan terbangun dari lingkungan buruk, aksi balapan liar hinga ugal-ugalan dalam berkendara sangat berpotensi menjadi geng motor yang mengganggu ketertiban umum, apalagi merasa tidak ada yang membatasi.

Dosen Fisif ULM ini kemudian berharap gejala gejala menuju geng motor tersebut harus terus dipantau seperti komunal balapan, komunal minuman keras dan lainnya.

Baca Juga :  Work Life Balance, BRI RO Banjarmasin Gelar Pengajian Rutin Ramadan

“Kalau yang ugal-ugalan hingga menggangu ketertiban masyarakat perlu juga diberikan “shock therapy”. Sebab jika tidak diberikan tindakan tegas keberadaan geng motor seperti ini akan muncul lagi dan bisa melakukan aksi-aksi kejahatan yang sangat berbahaya seperti merampas hak orang, mabuk-mabukan, prostitusi dan prilaku patologi sosial lainnya,” pungkasnya.(fin/KPO-1)

Iklan
Iklan