Yogyakarta, KP – Komisi III DPRD Kalsel bertekad belajar inovasi pengelolaan sampah dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) agar tidak menimbulkan permasalahan sekaligus solusi keterbatasan lahan untuk menampung sampah.
“Tanpa pengelolaan sampah, maka lahan penampungan yang disiapkan akan cepat penuh,” kata Sekretaris Komisi III DPRD Kalsel, Gusti Abidinsyah, usai kunjungan kerja ke Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Senin.
Untuk itulah perlu dilakukan inovasi dalam pengelolaan sampah, agar lahan yang tersedia dapat menampung sampah, seperti diYogyakarta yang volume sampahnya mencapai 150 ton per hari.
“Mereka menerapkan cara dengan membagi zona dan membuat depo pengelolaan sampah di kabupaten/kota, sebelum sampah tersebut sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA) regional,” tambah politisi Partai Demokrat.
Abidinsyah menjelaskan, di depo tersebut sudah dipilah antara sampah organik dan non organik, sehingga volume sampah yang sampai ke TPA berkurang.
“Untuk limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada pihak ketiga, karena terbatasan lahan maupun tenaga untuk mengelolannya,” ungkap Abidinsyah.
Menurut Abidinsyah, konsep ini sangat bagus untuk mengurangi sampah lebih dulu, agar tidak membebani TPA regional untuk mengelolanya dan menimbulkan permasalahan lainnya, terutama menyediakan lahan untuk penampungan sampah.
“Kita perlu mengedukasi masyarakat untuk mengurangi sampah setiap hari, seperti mengurangi penggunaan kantong plastik saat berbelanja,” jelas wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalsel II, yakni Kabupaten Banjar.
Selain itu, juga memilah sampah yang dibuang dan memanfaatkan atau mengolah sampah organik menjadi kompos.
“Ini sangat bagus bagi kita jika kita berprinsip bagaimana mengurangi sampah dulu,” tegas Abidinsyah, mengingat permasalahan sampah semakin hari semakin bertambah.
Sementara itu, Sekretaris DLHK DIY Cahyani Alfiah menjelaskan, masih memiliki keterbatasan dalam pengelolaan sampah, terutama lahan TPA regional yang sangat terbatas.
“Ada wacana ke depan untuk menerapkan teknologi tetapi kami masih melihat mempertimbangkan lahan yang tersedia,” ungkap Cahyani, yang masih menunggu persetujuan Gubernur DIY.
Cahyani mengungkapkan, pihaknya kini sedang melakukan sosialisasi pengelolaan sampah di kabupaten/kota, agar masyarakat bisa menyelesaikan sampahnya di kelurahan-kelurahan.
“Kita ingin agar pengelolaan sampah ini bisa selesai di kelurahan, sehingga tidak lagi membebani TPA regional,” jelasnya.
Sedangkan untuk limbah B3 diakuinya memang belum dikelola sendiri, namun ada usaha transporter yang membawa limbah B3 ke tempat pengolahan yang ada di Jawa Barat dan Jawa Timur. (lyn/KPO-1)