Banjarmasin, KP – Komisi IV DPRD Kalsel akan memperjuangkan nasib tenaga kesehatan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Tenaga Kesehatan Nusantara Sehat Indonesia (FKTK NSI) Kalsel.
“Kita akan perjuangkan nasib tenaga kesehatan yang berada di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (DPTK) yang kontraknya berakhir pada 2022 lalu,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, Gina Mariati, kemarin, di Banjarmasin.
Hal tersebut diungkapkannya, setelah menerima audensi FKTK NSI Kalsel, terkait ketidakpastian nasib mereka, mengingat program Nusantara Sehat Indonesia dari Kementerian Kesehatan berakhir pada 2022 lalu.
“Mereka ini telah mengabdi di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan, sehingga mereka seperti kehilangan harapan untuk melanjutkan perjuangannya,” tambah politisi Partai NasDem.
“Nanti, kita akan melaksanakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan dinas terkait, untuk mencarikan solusi terbaik untuk tenaga kesehatan ini,” tegas Gina Mariati.
Gina Mariati mengakui, bagaimana pun juga mereka adalah tenaga kesehatan yang sudah teruji dan berpengalaman langsung terjun ke DTPK selama bertahun-tahun.
“SDM berkualitas seperti ini, jangan sampai disia-siakan untuk turut berkontribusi membangun kesehatan di banua,” tambahnya.
Sebelumnya, Sekretaris FKTN NSI Kalsel, Ahmad Setiawan mengatakan, sengaja menyampaikan aspirasi ke DPRD Kalsel, karena terkendala untuk mendaftar PPPK, dengan keikutsertaan di FKTK NSI.
“Kami tidak terdaftar pada data Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK). Padahal, untuk mendaftar PPPK mereka harus masuk dalam SISDMK,” jelas Ahmad Setiawan.
Padahal, sebelumnya 2015, mereka sudah berkontribusi membangun kesehatan di berbagai pelosok negeri. Bahkan di antaranya, dari mereka ada yang mendapatkan penghargaan dan prestasi.
Karenanya, mereka memohon untuk ada kebijakan agar mereka dapat melanjutkan pengabdian di daerah asal mereka. Bahkan FKTK NSI sudah beraudiensi dengan DPR RI dan Kementerian Kesehatan RI untuk menyampaikan permasalahan ini.
“Karena PPPK ini kebijakan daerah, kami harus melakukan perjuangan di daerah. Kami sudah bersurat ke Dinas Kesehatan Kalsel, namun sampai saat ini belum ada tanggapan,” ujar Ahmad Setiawan. (lyn/KPO-1)