Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Harga Cabe Melonjak, Pembeli Sepi

×

Harga Cabe Melonjak, Pembeli Sepi

Sebarkan artikel ini
7 4klm
MELONJAK - Musim kemarau panjang dan gagal panen menyebabkan harga cabai melonjak di pasar tradisional di Banjarmasin. (KP/Opiq)

“Musim kemarau tahun ini cukup panjang, jadi petani panennya sedikit. Soalnya lahan kekeringan kurang air, tanaman cabe kering dan rontok sebelum sempat dipanen,” ungkap Purwati.

BANJARMASIN Kalimantanpost.com – Harga cabe di pasar tradisional di Banjarmasin melonjak naik. Musim kemarau panjang hingga gagal panen dan kurangnya pasokan ditengarai jadi penyebab.

Baca Koran

Seperti diungkapkan Purwati, pedagang di Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin, bahwa harga cabe dipengaruhi faktor cuaca dan pasokan di sejumlah daerah penghasil.

“Hampir dua mingguan ini semua jenis cabe harganya naik secara bertahap. Bahkan, ada yang hampir tiga kali lipat naiknya,” tutur Purwati, saat dibincangi, Jumat (11/3/2023).

Seperti cabe tiung, ungkapnya, sebelumnya harganya hanya Rp25.000/kilogram (kg), sekarang naik jadi Rp 70.000/kg. Sementara jenis cabe taji naik dari Rp30.000/kg menjadi Rp70.000/kg.

Sedangkan cabe merah besar yang sebelumnya Rp25.000/kg saat ini dijual Rp45.000/kg. Cabe hijau besar naik dari Rp20.000/kg menjadi Rp35.000/kg. Dan cabe keriting sekarang Rp70.000, padahal sebelumnya hanya Rp30.000.

“Musim kemarau tahun ini cukup panjang, jadi petani panennya sedikit. Soalnya lahan kekeringan kurang air, tanaman cabe kering dan rontok sebelum sempat dipanen,” ungkap Purwati.

Dia menambahkan, naik turunnya harga cabe dipengaruhi oleh ketersediaan dan pasokan dari daerah penghasil. Pasalnya, kurangnya pasokan akan menyebabkan kekosongan stok di pasaran dan melonjaknya harga.

“Saat ini pasokan cabe yang masuk ke Banjarmasin kebanyakan dari Sulawesi. Sebagian lagi dari Jawa dan daerah lokal di Kalsel, terutama dari Nagara, Hulu Sungai Selatan,” katanya.

Di sisi lain, Purwati juga menyebutkan, ketika harga kebutuhan pokok, termasuk cabe ini harganya melonjak, pembeli yang berbelanja di pasar juga akan sepi.

“Sekarang jualan sepi sekali. Kalo ada yang beli, paling sedikit-sedikit karena harganya mahal. Sementara, kalo tidak laku atau masih banyak tersisa, cabe ini akhirnya busuk dan kita pasti akan rugi,” imbuhnya. (Opq/K-1)

Baca Juga :  Jemaah Umroh di Travel Sholli dari Sampit Hingga Palembang, Seat Agustus Sudah Terpenuhi
Iklan
Iklan