BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan menilai sektor jasa keuangan di Provinsi Kalimantan Selatan posisi September 2023 terjaga stabil.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 9 Kalimantan, Darmansyah, Senin (6/11/2023) malam mengatakan, pada Triwulan III 2023 Perekonomian di regional Kalimantan tumbuh positif sebesar 4,83 persen (yoy) dan berkontribusi 8,08 persen terhadap PDB Nasional.
Pertumbuhan TW III 2023 sedikit lebih melambat bila dibandingkan dengan TW II 2023 yang mencapai sebesar 5,56 persen.
“Perlambatan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh laju perlambatan pertumbuhan Lapangan Usaha (LU) Pertambangan dan Penggalian yang
disebabkan penurunan kinerja ekspor, karena belum berlanjutnya pembangunan smelter di Kalimantan,” ujarnya.
Di sisi lain, kinerja batu bara tumbuh terbatas akibat dibukanya ekspor Australia oleh Tiongkok dan meningkatnya produksi domestik Tiongkok.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi regional kalimantan, pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Kalsel pada Triwulan III 2023 tumbuh sebesar 4,57 persen (yoy) sedikit melambat dari Triwulan II 2023 sebesar 4,96 persen (yoy).
Dia menambahkan, perkembangan Industri Perbankan ada posisi September 2023 Sektor Perbankan konvensional tumbuh dengan tingkat likuiditas dan risiko kredit terjaga dalam threshold yang memadai.
Pertumbungan Aset, DPK dan kredit perbankan Kalimantan Selatan secara ytd masing-masing tumbuh 5,55 persen, 5,41 persen dan 7,73 persen. Adapun Loan to Deposit (LDR) pada angka 73,96 persen dan NPL nett maupun gross masing-masing 0,89 persen dan 2,13 persen.
Sedangkan sektor perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan positif dengan tingkat likuiditas dan risiko kredit terjaga.
Aset, DPK dan kredit perbankan syariah Kalimantan Selatan secara ytd masing-masing tumbuh 3,06 persen, 5,07 persen dan 5,55 persen dengan tingkat LDR 96,99 persen dan NPL nett maupun gross masing-masing 0,58 persen dan 1,65 persen.
Sementara itu, kata Darmansyah, proporsi penyaluran kredit UMKM terhadap keseluruhan kredit di Kalimantan Selatan posisi September 2023 sebesar Rp21,8 triliun atau 36,21 persen dari total kredit dengan risiko kredit yang terjaga tercermin dari rasio NPL gross Kredit UMKM sebesar 3,36 persen. Penyaluran kredit UMKM di Regional Kalimantan sebesar Rp97,1 triliun atau 6,82 persen dari total penyaluran Nasional dengan rasio NPL gross kredit UMKM sebesar 3,24 persen.
Sektor usaha terbesar penyaluran UMKM yaitu Perdagangan Besar dengan porsi 40,3 persen, diikuti dengan Pertanian sebesar 29,2 persen dan Jasa Kemasyarakatan sebesar 5,4 persen.
Adapun perkembangan BPR/S di Provinsi Kalimantan Selatan masih tetap terjaga dengan Aset, DPK dan kredit secara yoy masing-masing tumbuh 23,77 persen, 22,35 persen, dan 29,43 persen.
Lalu, kata dia, perkembangan IKNB pada posisi Agustus 2023, Perkembangan Sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Provinsi Kalimantan Selatan tumbuh positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan penyaluran
pembiayaan sebanyak 20,86 persen (ytd).
Penyaluran tertinggi masih pada sektor Pertambangan dan Penggalian. Sedangkan NPF (Non Performing Financing) pada Perusahaan Pembiayaan juga jauh di bawah threshold, yaitu 1,30 persen.
Sementara itu, kinerja fintech lending di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami perbaikan dari periode sebelumnya yang terlihat dari TWP90 (tingkat kelalaian penyelesaian kewajiban diatas 90 hari sejak jatuh tempo) sebesar 2,29 persen pada posisi Agustus 2023, lebih rendah dibandingkan TWP90 Nasional di angka 2,88 persen.
Jumlah penyaluran pinjaman fintech lending di Kalimantan Selatan mencapai Rp182,04 Miliar atau tumbuh sebesar 9,68 persen (ytd) yang disalurkan kepada 126.776 akun. (ful/KPO-3)