Oleh : TEDDY PERKASA

Salah satu tujuan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasalam adalah untuk menyempurnakan akhlak. Rasulullah Shallallahu Alaihi wasalam bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak mulia”. (HR. Ahmad)

Akhlak yang mulia merupakan salah satu sebab terbanyak seorang mukmin masuk ke dalam surga. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam bersabda, “Yang paling banyak memasukkan ke surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia”. (HR At-Tirmidzi)

Rasulullah mengajarkan doa untuk meminta akhlak yang mulia, “(Ya Allah) tunjukkanlah aku pada akhlak yang paling baik, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa menunjukkan kepadanya kecuali Engkau. Dan jauhkanlah aku dari akhlak yang buruk, karena sesungguhnya tidak ada yang mampu menjauhkannya dariku selain Engkau.” (HR. Muslim no. 771).

Secara umum, ada tiga poin akhlak mulia sebagaimana yang dijelaskan oleh Hasan Al-Bashri : (1). Tidak menganggu (tidak menzalimi); (2). Suka Menolong; (3). Berwajah Ceria dan Optimis.” (Al-Adab Asy-Syar’iyyaj libni Muflih 2/216)

Termasuk di antara keindahan ajaran agama Islam adalah agama ini mendorong umatnya untuk memiliki akhlak yang mulia dan akhlak yang luhur. Dan sebaliknya, agama ini melarang umatnya dari akhlak-akhlak rendahan dan akhlak yang buruk. Hal ini ditunjukkan oleh banyak hadits tentang akhlak dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hadits tentang akhlak tersebut di antaranya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur”. (HR. Ahmad no. 8952 dan Al-Bukhari dalam Adaabul Mufrad no. 273. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Adaabul Mufrad)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR. Tirmidzi no. 1941. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no. 2201.)