Oleh: DR Syafiq Riza Basalamah LC MA
Seseorang, selama ia hidup, akan menerima ujian yang beraneka ragam. Dan ini adalah sebuah keniscayaan. Allah azza wajalla berfirman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al Ankabut: 2).
Bersabar
Tidak ada batas dalam kesabaran. Yang ada hanyalah manusia yang mulai menyerah dengan ujian. Allah azza wajalla berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10).
Tersenyum Merasakan Getir
Ada orang-orang yang memilih berteman dengan kegetiran. Bahkan ia tersenyum lega ketika menyapa ujian di depan mata. Tidaklah lisannya berujar benci, pun tangannya tertahan dari melukai, dan hatinya pun tak terbersit mencela takdir. Ia hanya bersabar, tersenyum merasakan getir, dan berharap pahala dari kerelaan menerima takdir.
Rida Tak Bertepi
Saat mereka yang bersabar harus mengondisikan hati menghadapi takdir, maka mereka yang rida tak pernah surut saat senyum ataupun tertimpa nestapa. Zikirnya tetap mengalir, ketaatannya tak pernah luntur. Baginya, Rabbnya menjadikan ia bersedih atau bersuka ria pun tak ada beda.
“Tuhanku bebas berkehendak dan aku rida dengan hati yang lapang menyambut takdir.”
Bersyukur
Tak terbersit di benak kita, bahwa ada di antara hamba-Nya yang justru berterima kasih kepada Rabbnya dengan musibah yang menimpa. Bukan bersuka atas keburukan yang ia terima, tapi ia bersyukur bahwa ia tidak ditimpa hal yang jauh lebih berat darinya.
Disusun & Dipublikasikan Oleh Tim Ilmiah Elfadis
Jum’at, 11 Jumadil Akhir 1443 H / 14 Januari 2022
