Balangan, KalimantanPost.com – Mengatasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kecamatan Paringin, Puskesmas Paringin Lakukan fogging. Sesuai data, untuk wilayah Puskesmas Paringin penderita DBD hingga akhir November 2023 terdapat 26 kasus orang terkena DBD.
Seperti diketahui, disaat musim penghujan yang perlu diwaspadai yakni adanya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti & Aedes albopictus betina.
Untuk itulah berbagai kegiatan dan langkah menanggulangi serta meminimalisir penyakit tersebut dilakukan fogging dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus.
Santy Ermasari, SKM selaku Pemegang Program DBD Puskesmas Paringin mengatakan, berbagai upaya dilakukan untuk mencegah DBD salah satunya fogging atau pengasapan.
“Sudah dibeberapa titik lokasi kami lakukan fogging bersama pemegang program DBD, petugas surveilans dan promkes serta tim dari Dinkes diantaranya di Kelurahan Paringin Timur dan Kota, kemudian di Desa Sungai Ketapi,” ujarnya, baru-baru tadi.
Menurut Santy fogging merupakan langkah terakhir dimana kegiatan pencegahan yang utama adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus.
Ia menjelaskan langkah dengan 3M Plus yaitu Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air, dan Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
Selain 3 M diatas yang dimaksud pada poin Plus antara lain Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, Menggunakan obat anti nyamuk, Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah.
Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama, Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup, Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras, dan Memperbaiki saluran da talang air yang tidak lancar.
Selain itu, lanjutnya, langkah sebelum fogging yang juga sudah dilakukan yaitu penyelidikan epidemiologi (PE) dilakukan untuk mngetahui perjalanan kasus DBD, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) bersama kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik), sosialisasi linsek bersama lurah, Kecamatan Paringin, Adaro Indonesia dan Puskesmas serta Dinkes.
Kemudian juga ada pmberian bubuk abate, selain itu juga dilakukan pelatihan kader Jumantik di wilayah Kelurahan Paringin Timur, melaksanakan imbauan ke masyarakat melalui penyuluhan keliling, penyuluhan kesekolah dan saat posyandu tentang gerakan 1 rumah 1 jumantik dan 3M Plus.
“Adapun puncak kasus biasanya terjadi pada Februari, dan Maret-April mulai terjadi penurunan. Untuk wilayah Puskesmas Paringin penderita DBD hingga akhir November 2023 berjumlah 26 orang,” pungkasnya. (rel/K-6)