Banjarmasin, KalimantanPost.com – Siapa diantara anda yang dulu pernah menyanyikan lagu Pembatangan didepan kelas ? Siapa juga yang suka permainan Ampar-Ampar Pisang semasa kecil ? atau kalau mendengar lagu Uma Abah, otomatis menangis & terharu ?
Jika masih ingat memori itu, berarti anda termasuk generasi X dan Y yang lahir di era 1965 hingga 1980. Sejumlah lagu Banjar yang menjadi tren kala itu antara lain Paris Barantai, Karindangan, Galuh Pangambangan Halin, Sultan Suriansyah hingga Kasih Kada Kasampaian.
Lagu-lagu tersebut memang masih melegenda hingga saat ini berkat hadirnya platform media sosial berbasis audio dan visual seperti Youtube Music, Spotify serta facebook dan Instagram. Namun, sayang tiada yang menyadari siapa penyanyi dan pencipta lagunya.
Rentang waktu yang sangat jauh hingga lebih 40 tahun, meski lagu masih terngiang namun apresiasi terhadap penggiat dan pekerja seni Banjar tempo dulu rendah, dikhawatirkan akan menjadi sebuah dosa peradaban yang tidak terampunkan.
Untuk itulah Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (DISBUDPORAPAR) Kota Banjarmasin menggelar Malam Pergelaran & Peluncuran Album Lagu Banjar Tempo Dulu pada Minggu (10/12/2023) di Hotel Aria Barito Banjarmasin.
Acara yang dihadiri oleh Walikota Banjarmasin Ibnu Sina dan Kadisporapar Kota Banjarmasin Puryani tersebut digelar untuk mengapresiasi empat penyanyi legendaris, pelantun asli lagu Banjar popular dan tetap eksis hingga empat dekade.
Empat penyanyi tersebut adalah Mila Karmila (56 tahun), M. Ilham (64 tahun), Emilia Agus (58 tahun) dan Peter Lantu (61 tahun). Dizamannya mereka adalah penyanyi berprestasi, macan lomba nyanyi dan langganan Festival. Meski tidak muda lagi, stabilitas musikalisasi dan suara mereka masih terdengar ciamik sama seperti dulu. Penasaran ? simak saja VCD terbaru bertajuk Album Lagu Banjar Tempo Doeloe -Original Artis yang dapat diperoleh di Kantor Disbudporapar
Kota Banjarmasin.
Kepala Bidang Kebudayaan Disbudporapar Kota Banjarmasin, Zulfaisal Putera menyampaikan pihaknya melakukan pendataan tentang minat masyarakat terhadap lagu
Banjar masih tinggi namun apresiasi terhadap akar budaya Banjar masih perlu dikembangkan lagi. Hal ini menurutnya wajar karena kebanyakan lagu Banjar tempo dulu telah banyak dicover dan diproduksi ulang oleh penyanyi yang dikenal oleh generasi milenial dan generasi Z.
Kita berharap inisiatif ini menjadi jembatan penyambung rasa cinta dan apresiasi secara utuh terhadap karya lagu legendaris Banjar. Hal ini tercermin dalam konsep kreatif pembuatan video klip 8 lagu yang menyisipkan property jadul seperti radio zaman dulu, kaset hasil rekaman Suryanata jelasnya saat ditemui KP disela kegiatan budaya di TMII Jakarta. Zulfaisal berharap perpaduan imaji tempo dulu dan masa kini dapat diterima pecinta lagu Banjar lintas generasi.(Raf/K-3)