Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

Urgensi Literasi Tonggak Kemajuan Peradaban Islam

×

Urgensi Literasi Tonggak Kemajuan Peradaban Islam

Sebarkan artikel ini

Oleh : Hafizhaturrahmah
Siswa Madrasah Unggulan MAPK Martapura

Literasi merupakan prasyarat utama peradaban menggapai kemajuan dan kejayaan, karena akan lahir berbagai pemikiran cerdas nan cemerlang yang mampu membangkitkan semangat membangun peradaban. Literasi menghadirkan starting point membuka perubahan. Cikal bakal sejarah besar, homo sapiens, mengubah manusia purba tertinggal menjadi insan-insan intelektual. Intektual yang bukan hanya IQ –meminjam istilah multiplice intelegences, penemuan psikologi terbesar abad ini— EQ dan SQ-nya juga, sebagai parameter kualitas sumber daya manusia. Dalam sudut pandang bahasa, peradaban atau civilization di kamus Merriam-Webster sebagai sinonim peradaban juga berarti masyarakat berbudaya. Lisanul Arab menyebut istilah al-adaab al-maaidah yang artinya tata perilaku atau kesopanan di meja. Membentuk masyarakat yang unggul yang berkenaan perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa.

Baca Koran

Peradaban ideal itu menurut teori tata negara akan terpenuhi karena tiga aspek, yakni relevansi sistem politik, kestabilan ekonomi, dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Terlihat jelas peran ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) disini. Penting bagi manusia tertarik akan ilmu. Manusia mulia karena pola pikirnya.

Disisi lain, dunia internasional darurat isu kesehatan mental. Selaras Media British Broadcasting Corporation (BBC) melaporkan survei bahwa orang yang berketuhanan memenuhi psikologis seperti ketenangan batin dengan ateis/agnostik, seperti seiring bertambahnya kasus bunuh diri di negara maju. Sehingga bertambah kuatlah juga bila IPTEK dikombinasika peran Iman dan Taqwa (IMTAQ). Karena hakikatnya, transformasi, dari jahiliyyah pada insan kamilaah. Fitrah manusia adalah beragama, bila tidak ada itu maka hamba merasa eksistensinya hampa.

Agama paling berpengaruh tak lain dan tak bukan adalah Islam, bahkan disebut pemikir barat “sesungguhnya dunia berhutang budi pada Islam” di berbagai pengetahuan. Banyak cendekiawan muslim ialah cikal bakal IPTEK modern yang kita nikmati sekarang, itu semua mengambil dari tafakkur yang bersumber Al-Qur’an dan sunnah. Menurut kitab Ihya Ulumuddin, hakikatnya menguasai ilmu hakikatnya adalah untuk taqarrub kepada Allah. Peninggalan generasi salaf terdahulu tak lain dan tak bukan adalah tradisi turats, implementasi cinta yang mendalam terhadap tulis menulis. Namun realitanya, sekarang pemikiran Islam dalam wabah jumud. Masalah umat masih terjebak pada polarisasi paradigmatik, sehingga belum mampu menampilkan pemikiran alternatif dalam peradaban sekuler. Peradaban runtuh akibat kurangnya perkembangan pengembangan keilmuan. Ambil tamsil negara mayoritas Islam nomor wahid, Indonesia, malah mendapat peringkat PISA terendah sebagai Negara paling malas membaca.

Baca Juga :  Membangun Kalimantan

Bagaimanakah solusinya? Ini saatnya Islam bangkit kembali, semua kalangan ikut andil. Ummat mesti bersatu. Pertama dari ulul amri, dikuatkan dengan kebijakan pemerintah Indonesia melalui pidato Ma’ruf amin yang mengkampanyekan hubungannya Indonesia emas 2045 bagusnya didireksikan pada berorientasi ukhrawi dan kader-kader ulama. Maka pengkajian terhadap kualitas kurikulum agama tentu lebih ditingkatkan kembali, mengingat ulama menyebut ditinjau dari sisi peradaban Islam sekarang ini masuk di era masa formulasi dan sistematisasi dengan bentuk progresnya ialah melakukan penelitian yang konsern dengan isu kontemporer dan pengembangan pemikiran-pemikiran Islam secara lebih komprehensif. Kedua, dari niat mendalami literasi dari motivasi hati ikhlas.

Tidaklah menjadi ulama tanpa semangat mengkaji kitab-kitab. Kepedulian terhadap literasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, terdapat banyak sekali kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan. Semarakkanlah dengan mengadakan lomba-lomba ilmu Islam secara rutin, membangun pesantren-pesantren, komunitas bookclub, mensosialisasikan program duta membaca, kunjungan perpustakaan, bazzar buku murah, seminar bedah buku, mengadakan pelatihan tulis menulis gratis, aktif forum diskusi, dan sebagainya. Dengan itu semoga dapat mencerdaskan ummat sehingga dapat membangun kembali peradaban Islam rahmatan lil alamin. Aamiin.

Iklan
Iklan