BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi (Dispersip) Kalimantan Selatan (Kalsel) sempat dibuat kaget saat mengunjungi dan bersilaturahmi Dispesip Kabupaten Balangan.
Saat berbincang-bincang santai dengan Pustakawan Ahli Muda Dispersip Balangan, Mariani, SE, dengan ‘polos’ menyebut Bunda Nunung sebagai Kadis anti mainstream dan unik.
“Kesannya saya kepada Bunda Nunung sebagai Kadis anti mainstream dan unik. Monitoring kesini kaya sidak saja. Namun, saya senang bunda kesini, sebagai bentuk perhatian ke kami yang berada di daerah, sehingga menimba ilmu dengan bunda Nunung,” papar Mariani dengan polos saat dikunjungi Bunda Nunung, Rabu (3/1/2023) lalu.
Ditambahkannya, dari tahun ke tahun kunjungan Perpustakaan Keliling Palnam milik Dispersip Kalsel terus meningkat
Selain itu, lanjut Mariani, pembinaan perpustakaan dan dalam satu tahun ada dua event ke Balangan.
“Kami sangat senang perhatian Bunda Nunung yang mau datang jauh-jauh ke kabupaten,” ucapnya.
Dikesempatan itu, Mariani juga menanyakan tentang
Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah (LTPS) dan apa saja kriterianya ke Bunda Nunung.
Dia pun sangat senang dengan Dispersip Kalsel, karena dimanapun LTPS ditempatkan dn sejauhmana pun pasti didatangi.
“Di Balangan ini ada sekolahnya jaraknya 30 kilometer. Alhamdulillah, tim Bunda Nunung dari Dispersip Kalsel selalu datang kesana. Ini yang senang selama kepemimpinan Bunda Nunung,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalimantan Selatan, Dra Hj Nurliani Dardie MAP dengan panggilan akrab Bunda Nunung dihubungi Jumat (5/1) mengatakan dirinya sempat kaget dengan pernyataan Mariani yang menyebutnya secara langsung dihadapannya sebagai Kadis anti mainstream dan unik.
“Saya tidak marah, tapi sempat kaget saja dengan pernyataan blak-blakannya itu. Malah saya senang dengan keterbukaan kaya begini,” ujarnya dengan wajah tersenyum dan tertawa kecil.
Menurut Bunda Nunung, memang dirinya biasanya tidak menjaga jarak dengan teman-teman di Dispersip Kabupaten/Kota.
“Saya tidak pernah membedakan apakah mereka Kadis atau cuma pustakawan bahkan tenaga kontrak sekalipun. Kami bergaul secara akrab, sehingga mereka punya kedekatan emosional sama saya,” paparnya.
Dirinya jika berkunjung ke daerah, termasuk Dispersip Balangan tak pernah memberitahu alias mendadak, ini agar tak merepotkan tuan rumah.
Dikesempatan itu, Bunda Nunung juga menjelaskan, LTPS itu kriterianya sekolah Madrasyah Aliyah baik negeri maupun swasta.
Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah merupakan suatu kegiatan yang berupaya memberikan bantuan layanan perpustakaan yang dilakukan secara terpadu bagi sekolah-sekolah yang berada dalam suatu wilayah tertentu (area library services system). (ful/KPO-3)