Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Ekonomi

Ini Saran Pemprov Kalteng Tekan Inflasi, Khususnya Wilayah Rawan Banjir

×

Ini Saran Pemprov Kalteng Tekan Inflasi, Khususnya Wilayah Rawan Banjir

Sebarkan artikel ini
IMG 20240123 WA0002
Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Kalteng Sri Widanarni saat mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Bersama Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian secara virtual dari Kantor Gubernur Kalteng, Senin (22/1/2024). (Kalimantanpost.com/drt)

PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Inflasi di Kalimantan Tengah (Kalteng) saat ini masih stabil, terutama untuk harga beberapa komoditas yang sedikit bergejolak seperti bawang merah, bawang putih, dan daging ayam ras.

“Kami berharap pasar penyeimbang atau pasar murah tidak hanya dilaksanakan oleh Provinsi saja, tetapi juga dilaksanakan oleh kabupaten/kota. Setelah di Kotim, nanti juga ada di Barito,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Kalteng Sri Widanarni usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Bersama Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian secara virtual dari Kantor Gubernur Kalteng, Senin (22/1/2024).

Baca Koran

Sri menekankan pentingnya bantuan suplai bahan makanan pokok dan menjaga harga tetap stabil untuk menekan inflasi di Kalteng, sehingga masyarakat tidak kesulitan mendapatkan bahan makanan pokok khususnya di wilayah yang rawan banjir.

“Di tahun 2024 ini, daerah yang dijadikan sampel inflasi di Kalteng bertambah menjadi empat, selain Sampit dan Palangka Raya, juga ada Sukamara dan Kapuas,” pungkasnya.

Sementara itu Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian mengungkapkan inflasi nasional bulan Desember 2023 sangat baik, yakni 2,61 persen. “Ini merupakan hasil kerja keras kita semua,” ujar Tito.

Dia berharap inflasi nasional di bulan Januari 2024 bisa berkurang, mengingat tidak adanya hari besar keagamaan seperti natal dan tahun baru kemarin.

Mendagra mengatakan, inflasi 2,61 persen ini secara garis besar tidak menggambarkan angka yang sama di semua daerah. Bagi daerah dengan inflasi tertinggi di atas inflasi nasional yakni Maluku Utara, Lampung, Gorontalo.

Kemudian Provinsi Kalimantan Timur, Jambi, Sumatera Selatan, Di Yogyakarta, Bengkulu, dan Nusa Tenggara Barat, harus segera melakukan langkah-langkah intervensi dan mencari tahu apa masalahnya.

Baca Juga :  BPJAMSOSTEK Banjarmasin Bayar Klaim Rp537 Miliar pada Tahun 2024

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Pudji Ismartini dalam paparannya, di minggu ketiga Januari 2024 mengungkapkan inflasi beras, cabai merah, cabai rawit, bawang putih, dan daging ayam ras yang relatif tinggi mayoritas terjadi di kota-kota di luar pulau Jawa.

Dikemukakannya, secara nasional, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sampai dengan minggu ketiga Januari turun sebesar 8 persen poin dibandingkan pada minggu sebelumnya.

Menurut Pudji, dari 26,37 persen, kabupaten/kota di luar pulau Jawa dan Sumatera yang mengalami kenaikan IPH, kenaikan harga tertinggi terjadi di Hulu Sungai Utara dengan IPH 3,93 persen.

“Komoditas penyumbang andil terbesar di 10 wilayah tersebut didominasi oleh bawang merah, daging ayam ras, dan beras,” bebernya. (drt/KPO-3)

Iklan
Iklan