Banjarbaru, kalimantanPost.com – Berdasarkan data Badan Pusat Statisik (BPS) Kalsel, nilai ekspor dari Banua bulan November mengalami kenaikan dibanding Oktober 2023.
Nilai ekspor Kalsel pada capai USD1,24 miliar atau naik 11,03 persen dibanding ekspor Oktober senilai USD1,12 miliar.
Meski naik jika dibanding bulan sebelumnya, namun nilai tersebut menurun jika dibandingkan bulan yang sama tahun 2022.
Berbeda dengan ekspor, urusan impor justru mengalami penurunan antara November dan Oktober.
Impor Kalsel bulan November 2023 mencapai US$148,49 juta, atau turun 21,09 persen dibandingkan pada bulan Oktober 2023 yang sebesar US$188,18 juta. Jika dibandingkan November 2022 terdapat kenaikan nilai impor sebesa 80,73 persen atau US$82,16 juta.
Kepala BPS Provinsi Kalsel, Martin Wibisono, menjelaskan nilai ekspor Kalsel tersebut disumbang oleh lima komoditas terbesar di Banua.
Antara lain bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani/nabati, logam mulia dan perhiasan/ permata, kayu dan barang dari kayu, serta karet dan barang dari karet.
“Adapun lima negara tujuan barang ekspor terbesar di bulan November 2023 adalah Tiongkok sebesar US$526,91 juta (42,39 persen), India sebesar US$218,66 juta (17,59 persen), Malaysia sebesar US$102,84 juta (8,27 persen), Filipina sebesar US$75,64 juta (6,09 persen), dan Korea Selatan sebesar US$66,92 juta (5,38 persen),” tuturnya, Banjarbaru, Selasa (2/1).
Dari sisi impor, lima komoditas terbesar antara lain bahan bakar mineral, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, bahan kimia organik, pupuk, dan garam, belerang, batu, dan semen.
“Lima negara asal barang impor terbesar di bulan November 2023 adalah Malaysia sebesar US$82,29 juta (55,42 persen), Singapura sebesar US$61,46 juta (41,39 persen), Tiongkok sebesar US$2,17 juta (1,46 persen), Thailand sebesar US$0,85 juta (0,57 persen) dan Jepang sebesar US$0,44 juta (0,30 persen),” tukasnya.(mns/K-2)