Oleh : CAKRAWALA BINTANG
Jika menyimak predebatan antar capres pada awal Januari lalu, banyak hal yang perlu dibenahi demi pertahanan nasional Indonesia. Bagaimana tidak? Pertahanan itu memerlukan kerja sama yang baik, sehingga demi Keadilan antara pemimpin dan yang dipimpin semestinya tidak menyolok. Jika seseorang memiliki harta yang melimpah, maka itu merupakan pembeda untuk menciptakan kesetiakawanan, dimana rasa persaudaraan dan persamaan itu semestinya sangat menonjol demi satu tujuan. Karena kalau perbedaan besar antara pemimpin dan yang dipimpin, nampaknya lebih cocok dengan penindasan, seperti buruh dan majikan, serta seperti fir’aun dan pengabdinya.
Jika menyimak narasi kontraversi, ada banyak pelajaran untuk bisa menapaki Indonesia kedepannya. Seperti pada kalimat yang ada pada berita kompas.com, “Tidak ada yang perlu dirahasiakan, Bapak presiden menyampaikan bapak punya lahan lebih dari 340.000 hektare, sementara TNI kita, prajurit kita lebih dari separuh tidak punya rumah dinas,” ujar Anies dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan Jakarta Pusat, Minggu(7/1/2024). Bahkan dikatakan itu fakta, tidak perlu dibicarakan secara tertutup, itu kekurangan yang harus diperbaiki.
Ternyata, jika pertahanan itu juga sangat berhubungan dengan materi atau kesejahteraan. Namun tidak selalu bahwa pertahanan materi akan bisa menyelesaikan masalah-masalah pelik kemanusiaan. Tentunya jika mereka yang kaya dan mampu untuk bisa menggerakkan banyak orang, namun masih senang dengan perusahaannya, tidak perlu mencalonkan diri sebagai presiden. Karena pada akhirnya akan menuai badai, atau tanya seperti debat presiden itu. Oleh karena itu, sebenarnya sudah wajar saja, jika masalah materi yang melimpah selalu saja akan menjadikan persoalan pertanyaan, jika ada seseorang itu secara idealis menguraikan program “pertahanan” dalam arti bahwa pertahanan itu sangat berguna bagi semua orang atau di dalam kebersamaan.
Apalagi jika sudah menjabat sebagai menteri, maka apakah seseorang itu akan mampu untuk tidak mengingat perusahaannya?Apalagi jika berhubungan dengan masalah “pertahanan” itu tadi. Dimana akan melibatkan tanah dan lokasi serta bentuk perkantoran sebuah bagian pertahanan, dimana akan terjadi benturan antara program pemerintah dengan perusahaan sendiri. Atau tentu saja bagi kita akan lebih baik untuk dikarborasikan dengan perusahaan sendiri. Maka itu akan bisa membuat KPK, semakin mencari bau-bau yang tidak sedap untuk bisa ditampilkan sebagai sebuah penyimpangan program, atau menyalah gunakan jabatan dan hak.
Pertahanan tidak selalu masalah materi, karena secara kejiwaan pertahanan itu adalah “iman”. Oleh karena itu, jika berbicara masalah keimanan, maka hubungannya dengan agama, serta agama yang terakhir mempunyai kitab suci yang namanya Al-Qur’an. Bagaimana caranya atau logika umat manusia, untuk bisa mengedepankan bahwa Al-Qur’an adalah merupakan sebuah pertahanan bagi ummat Islam? Karena itu jelas sekali jika seseorang belum sampai kepada sebuah kajian mengenai sebuah pertahanan mengenai Al-Qur’an, maka dapat dipastikan jika seseorang itu belum mengerti hakikat arti sebuah pertahanan itu sendiri.