Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINE

Ribuan Orang di Tel Aviv Tuntut Pemerintah Israel Mundur

×

Ribuan Orang di Tel Aviv Tuntut Pemerintah Israel Mundur

Sebarkan artikel ini
IMG 20240115 WA0020 e1705309167707
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. (Kalimantanpost.com/Antara/Reuters)

YERUSALEM, Kalimantanpost.com – Rezim zionis Israel mendapat tekanan tidak hanya dari masyarakat internasional, melainkan juga dari dalam negeri mereka yang kehilangan kepercayaan terhadap kepemimpinan Perdana Menteri Israel Netanyahu. Pengunjuk rasa Israel pada Sabtu (13/1) bahkan sampai menutup jalan utama di Tel Aviv untuk menuntut pengunduran diri Netanyahu dan pembebasan tahanan Israel dari Jalur Gaza..

“Pengunjuk rasa yang menyerukan pembubaran Pemerintah Israel yang dipimpin Benjamin Netanyahu dan pembebasan sandera dari Gaza menutup Jalan Ayalon sebagai bagian dari aksi protes mereka,” demikian menurut saluran TV swasta Channel 12.

Baca Koran

Aksi penutupan jalan di Tel Aviv merupakan langkah yang tak biasa. Hal ini menunjukan pemerintahan zionis Israel yang terus melakukan perang terhadap kemanusiaan di Gaza, telah kehilangan kepercayaan dari rakyat mereka sendiri.

Namun, aksi tersebut dibalas dengan reaktif oleh otoritas setempat. Media di Tel Avia menyebutkan pihak kepolisian setempat telah menangkap delapan warga Israel yang diduga ikut dalam aksi tersebut.

Pada saat sama di Tel Aviv, aksi menuntut pemerintah Israel mundur terjadi di dua lokasi. Selain aksi penutupan jalan, unjuk rasa ribuan warga juga berlangsung di pusat Kota Tel Aviv yang menuntut pembebasan sandera yang ditahan di Gaza, menurut Channel 12.

Sedangkan, ratusan orang juga dikabarkan berdemonstrasi di Kota Haifa yang menuntut pengunduran segera pemerintah Netanyahu karena dianggap gagal mengendalikan perang di Gaza.

Aksi itu terjadi ketika sayap bersenjata Hamas Brigade Al-Qassam pada Sabtu mengumumkan bahwa mereka hilang kontak dengan kelompok yang menyandera empat warga Israel yang ditahan di Gaza sejak 2014.

Hamas menghubungkan negosiasi pembebasan sandera Israel dengan “penghentian perang total di Jalur Gaza”, satu tuntutan yang kerap ditolak Israel, menyatakan “pemahamannya tentang jeda kemanusiaan sementara.”

Baca Juga :  Cerita Ibnu Sabil, Libatkan Para Pebisnis Bersihkan TPS di Pelambuan

Sebelumnya jeda kemanusiaan pertama telah disepakati pada November dan menghasilkan pembebasan 105 tawanan, termasuk 81 warga Israel, 23 warga negara Thailand dan satu warga negara Filipina.

Sebanyak 240 tahanan Palestina juga dibebaskan Israel berdasarkan kesepakatan tersebut. (Ant/KPO-3)

Iklan
Iklan