Kalsel Kehilangan Sosok Ulama Kharismatik

Guru Danau hidup di lingkungan keluarga yang sederhana dan taat beragama

AMUNTAI, KP – Kalsel kehilangan sosok ulama Kharismatik. Kabar duka datang dari Danau Panggang Kecamatan Danau Panggang Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU.

KH Asmuni atau dikenal Guru Danau wafat, berpulang ke rahmatullah pada usia 69 Tahun.

Ulama kharismatik asal Kabupaten HSU itu dikabarkan menghembuskan nafas terakhir pada Jumat (2/2) sore, sekitar pukul 16.30 Wita, di kediaman beliau Desa Danau Panggang, HSU.

“Ass. inalillahiwainailaihi rajiuun, telah berpulang ke rahmatullah Kai H Asmuni, atau Abah Guru Danau bada asar tadi, habar ini dari ading di Danau Panggang, belum ada info kapan dimakamkan mohon doa dan surah Al Fatihah an H Asmuni bin H Sani wassalam,” bunyi pesan yang tersebar di sejumlah WhatsApp grup.

Sosok ulama kharismatik di Kalsel ini diketahui rutin semasa hidup mengisi pengajian mengasuh majelis yang tersebar di berbagai daerah di Kalsel. Pengajiannya pun selalu dipenuhi jemaah.

Salah satu pengajian Guru Danau yang telah lama berdiri yaitu di Mabuun, Kabupaten Tabalong.

Abah Guru Danau dikenal dengan suaranya yang teduh saat mengisi ceramah.

Kabar wafatnya ulama asal Kabupaten HSU itu pun telah tersiar ke seluruh masyarakat Kalsel.

itu diketahui dari linamasa media sosial dan status WhatsApp yang dipenuhi postingan kabar meninggalnya Abah Guru Danau.

Hingga saat ini, belum diketahui kapan dan dimana jasad Abah Guru Danau akan dimakamkan.

Nama “Danau” yang dilekatkan pada KH Asmuni sebenarnya merupakan nama singkat dari tempat kelahiran dan tempat tinggal Abah Guru Danau yakni Desa Danau Panggang.

Ya, Danau Panggang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten HSU yang terletak sekitar 24 km dari kota Amuntai -ibu kota HSU-.

Baca Juga:  Gubernur Kalteng, Relakan Rp 9 M Untuk Tangani Dampak Covid-19

Guru Danau dilahirkan pada tahun 50-an di Danau Panggang.

Ada yang menulis tahun 1951, tahun 1955, dan adapula yang menulis 1957 sebagai tahun kelahiran.

Ayah beliau bernama Haji Masuni dan ibunya bernama Hajjah Masjubah.

Abah Guru Danau merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara.

Ayahnya berasal dari daerah Danau Panggang sedang ibunya berasal dari daerah Marabahan yang bermukim ke Danau Panggang.

Guru Danau hidup di lingkungan keluarga yang sederhana dan taat beragama. Orangtua beliau dahulu bekerja sebagai buruh kapal atau buruh angkut dengan pendapatan yang pas-pasan.

Pendapatan yang pas-pasan itu tidak menghalangi semangat orangtuanya untuk membiayai pendidikan anaknya.

Guru Danau menempuh pendidikan tingkat dasar di Madrasah Ibtidaiyah di lingkungan Pondok Pesantren Mu’alimin Danau Panggang dan Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Mu’alimin Danau Panggang.

Setelah itu beliau meneruskan ke tingkat atas (aliyah/ulya) di Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kabupaten Banjar. Selama menuntut ilmu di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, Guru Danau juga mengaji menuntu ilmu agama dengan sejumlah ulama dan tuan guru di Kota Martapura. Diantara guru beliau adalah Tuan Guru Semman Mulya, Al’Alimul Al’allamah Al Arif Billah Sykeh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul.

Setelah tamat di Pondok Pesantren Darussalam, Guru Danau sempat pulang ke kampung halamannya.

Tidak lama kemudian, pada tahun 1978, atas anjuran Abah Guru Sekumpul, Guru Danau menuntut ilmu ke Pondok Pesantren Datuk Kalampaian Bangil di Jawa Timur. Di Bangil lah, Guru Danau dibimbing dan diajari khusus oleh ulama Tanah Banjar keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, yaitu KH Muhammad Syarwani Abdan atau kerab disapa Guru Bangil. Dengan ulama besar ini, Guru Danau mendapat bimbingan spiritual (suluk) dan belajar secara khusus dengan Guru Bangil dalam waktu tertentu.

Baca Juga:  Kasus di SMA Favorit, Diversi tidak Capai Titik Temu

Semasa hidup, setelah mengasuh pengajian dan pesantren sendiri, secara rutin Guru Danau tetap mengikuti pengajian Abah Guru Sekumpul di Martapura, baik ketika masih di Keraton, Martapura, Langgar Darul Aman maupun setelah pindah ke Sekumpul, Langgar Ar Raudhah.

Guru Danau terus mengikuti pengajian Guru Sekumpul sampai Sang Maha Guru wafat pada tahun 2005.

Akhirnya, Jumat 21 Rajab 1445 Hijriyah, Abah Guru Danau wafat pulang ke Rahmatullah

Semetara Pj Bupati HSU, Zakly Asswan bersama jajaran Pemkab HSU turut berduka cita dan malamnya langsung Takziah ke kediaman Almarhum. (net/ogi/K-2)

  • Related Posts

    Penambangan Ilegal Pasir Diungkap Ditpolairud Polda Kalsel

    BANJARMASIN Kalimantan Post.com – Jajaran Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Kalsel mengungkap kasus ilegal mining (penambangan ilegal) berupa pasir di kawasan Desa Abumbun Jaya Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten…

    Minta Alokasi Anggaran Pendidikan Minimal 20 Persen

    Banjarmasin, KAlimantanpost.com – Dalam rapat RDPU Biaya Pendidikan, Anggota DPR RI, Rosmiyati meminta pemerintah pusat untuk mendesak pemerintah daerah mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20 persen. Desakan ini dituangkan dalam transfer…

    Baca Juga

    Tingkatkan Imunitas di Kala Musim Hujan dengan Konsumsi Ini

    • By EDP JKT
    • September 11, 2024
    • 33 views
    Tingkatkan Imunitas di Kala Musim Hujan dengan Konsumsi Ini

    H Yuni dan Keluarga Peringati Maulid Nabi dan Tasyakuran Rumah Baru

    H Yuni dan Keluarga Peringati Maulid Nabi dan Tasyakuran Rumah Baru

    Samsung Tegaskan Komitmen “AI For All” di IFA 2024

    • By EDP JKT
    • September 11, 2024
    • 56 views
    Samsung Tegaskan Komitmen “AI For All” di IFA 2024

    Dekan FU UIN Jakarta : Agama Bukan Pembelah, Namun Pemersatu

    • By EDP JKT
    • September 11, 2024
    • 84 views
    Dekan FU UIN Jakarta : Agama Bukan Pembelah, Namun Pemersatu

    Kalimantan Post Luncurkan Mini Seri “Celoteh Cantrik Sang Guru Bangsa”

    • By EDP JKT
    • September 9, 2024
    • 115 views
    Kalimantan Post Luncurkan Mini Seri “Celoteh Cantrik Sang Guru Bangsa”

    Ragam Baterai Kendaraan Listrik

    • By EDP JKT
    • September 8, 2024
    • 89 views
    Ragam Baterai Kendaraan Listrik