Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Ekonomi

Kalteng Alami Inflasi 0,20 Persen, Sekda Nuryakin Sebut Perlu Pengendalian Inflasi

×

Kalteng Alami Inflasi 0,20 Persen, Sekda Nuryakin Sebut Perlu Pengendalian Inflasi

Sebarkan artikel ini
IMG 20240202 WA0002
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro bersama Sekda Nuryakin. (Kalimantanpost.com/drt)
Iklan

PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com –
Di bulan Januari 2024 lalu, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengalami inflasi sebesar 0,20 persen. Semua itu betpatokan pada empat kota yang dijadikan acuan, yakni Palangkaraya, Sampit, Kuala Kapuas dan Sukamara.

“Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Kapuas sebesar 4,70 persen dengan IHK sebesar 106,77 dan terendah terjadi di Sampit sebesar 2,61 persen dengan IHK sebesar 104,88,” papar Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro saat menggelar rilis bulan awal tahun 2024, Kamis (1/1/2024).

Baca Koran

Di acara rilis BPS tersebut dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalteng H Nuryakin.

Ditambahkan Eko, sejumlah peristiwa yang mempengaruhi inflasi di Kalteng pada Januari 2024 lalu, diantaranya event libur tahun baru, Festival kota air di Kapuas hingga haul abah guru sekumpul di Martapura.

“Komoditas yang mengalami kenaikan, diantaranya tomat dan bawang merah di sejumlah daerah, hingga kenaikan harga ikan air tawar dan juga penurunan harga BBM,” paparnya.

Adapun pada Januari 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Kalteng sebesar 3,40 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,76.

Untuk inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,05 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,31 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,30 persen.

IHK juga di pengaruhi oleh kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,40 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,79 persen, kelompok transportasi sebesar 1,10 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,72 persen.

Kemudian dari kelompok pendidikan sebesar 2,55 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,61 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,16 persen.

Baca Juga :  PT Telkom Infrastruktur Indonesia dan MyRepublic Jalin Kerja Sama Strategis Hadirkan Akses Internet Berkualitas

“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,11 persen,” jelas Eko.

Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalteng H. Nuryakin mengatakan, pengendalian inflasi sangat penting, karena inflasi yang tidak terkendali akan berdampak negatif terhadap perekonomian.

Ditegaskannya, dengan demikian, pihaknya harus menyiapkan upaya dan langkah untuk menjaga ketersediaan pangan yang mencukupi. Kalau pun harga naik,

“Kenaikan harganya tidak boleh terlalu tinggi, supaya tidak terlalu kuat mempengaruhi kenaikan harga-harga komoditi yang lainnya,” tegasnya.

Untuk kedepannya Nuryakin mengaku akan menghadapi tantangan pada upaya pengendalian Inflasi bulan Maret 2024, sudah memasuki bulan Ramadhan.

Diungkapkan, pada bulan tersebut, biasanya kebutuhan masyarakat akan bahan pangan akan meningkat dan dapat memicu kenaikan harga-harga secara umum.

“Ini harus menjadi perhatian kita bersama, kita harus terus melanjutkan program-program pengendalian inflasi sebagaimana yang telah dilakukan tahun 2023 lalu. Harapannya tidak terjadi lonjakan harga atau kenaikan harga yang relatif terkendali,” pungkasnya. (drt/KPO-3)

Iklan
Iklan